Kamis 18 May 2017 20:23 WIB

Putra Aceh Wakil Indonesia pada MTQ Internasional di Turki

Hajarul Akbar.
Foto: Dok UIN Ar-Raniry
Hajarul Akbar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Putra Aceh, Hajarul Akbar Alhafizh SHI, MA dipercayakan oleh Kementerian Agama Pusat di Jakarta untuk mewakili Republik Indonesia dalam even Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional yang diselenggarakan Republik Turki di Istanbul. MTQ yang diadakan oleh Kementerian Agama Turki itu digelar 19-26 Mei 2017.

Keikutsertaan Hajarul Akbar -- yang merupakan dosen luar biasa UIN Ar-Raniry Banda Aceh --  berdasarkan SK yang dikeluarkan oleh Dirjen Bimas Islam Kemenag RI. Siaran pers UIN Ar-Raniry yang diterima Republika.co.id, Kamis (18/5) menyebutkan, Hajarul Akbar dipercayakan untuk tampil pada cabang hafizh 30 juz.

 

Dengan demikian, alumnus Madrasah Ulumul Qur’an (MUQ) Pagar Air Aceh Besar itu akan bersaing dengan para huffazh (penghafal) Alquran peserta MTQ dari berbagai negara Islam lainnya yang akan berpartisipasi dalam even ini. Selain Hajarul Akbar, peserta lainnya dari Indonesia adalah M Riqon dari Kalimantan selatan cabang tilawah.

Hajarul Akbar yang lahir 29 tahun lalu ini berasal dari Gampong Lhang, Kecamatan Pidie,  Kabupaten  Pidie. Ia kini mengabdi di Aceh sejak setahun lalu setelah sebelumnya lebih kurang 11 tahun berada di Pulau Jawa mengenyam pendidikan S1 dan S2 sekaligus mengabdi sebagai satu Mudir di Pesantren Darul Qur’an Mulia di Serpong, Provinsi Banten yang memiliki ribuan santri.

Saat ini, setelah pulang ke Aceh, selain mengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Ar-Raniry sebagai dosen luar biasa, ia juga sedang merintis pendidikan dayah Tahfizh Alquran di Samahani dengan nama Darul Quran Aceh (DQA). Di DQA ini, Hajarul Akbar mengembangkan metode praktis untuk hafal Alquran dimana ia memberikan keteladan full dalam menghafal Alquran.

Bahkan, untuk menunjukkan keseriusannya dalam membina para santri untuk hafal Alquran, Hajarul Akbar mengatakan siap ditest ayat apa saja oleh para calon santrinya sehingga diharapkan keseriusannya ini bisa menjadi motivasi bagi para santri lain untuk serius dalam menghafal Alquran.

Hajarul Akbar mengenyam pendidikan MIN dan MTsN di Tijue, lalu MA di Sigli, lalu ke Madrasah Ulumul Quran (MUQ) Pagar Air, setelah itu ke Jakarta di Ma’had An-Nuaimy, S1 di STAQ Depok, dan kemudian melanjutkan program magister ke beberapa kampus. Namun, kata Hajarul Akbar, ia hanya selesai program magisternya di Institute Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta beberapa tahun silam.

“Saya mulai menghafal Quran sejak usia MIN dibawah bimbingan orang tua dan kakek saya di rumah. Ketekunan dan kedisplinan orang tua membuat saya lebih mudah dalam menghafal Alquran dan mempelajarinya. Namun, Saya mulai intensif menghafal Alquran saat di MUQ Pagar Air dengan syaikh dan guru sangat senior seperti Ustaz Sualip Khamsin dan Ustaz Amin Chusaini, serta banyak guru saya lainnya, “ ujar Hajarul Akbar mengisahkan pengalaman ia menghafal Alquran.

Berbicara mengenail even MTQ, bagi Hajarul Akbar bukanlah sesuatu yang asing. Tercatat, Hajarul Akbar saat ini hampir seluruh Indonesia telah ia kunjungi berkaitan dengan even MTQ, baik sebagai peserta, pelatih, maupun hakim MTQ.

Sebelum malang melintang pada even MTQ nasional dan kemudian internasional, Hajarul Akbar telah mengawal sepak terjangnya sebagai peserta MTQ Prov Aceh tahun 2003 di Aceh Singkil, tahun 2005 di Langsa, tahun 2007 di Bireuen, tahun 2009 di Takengon, tahun 2011 di Tamiang,  dan tahun 2013 di Subulussalam.

“Semua even Provinsi Aceh ini saya ikuti bersama Kafilah Kabupaten Pidie. Sementara untuk tingkat nasional alhamdulillah saya sudah tampil sebanyak tujuh kali dan alhmdulillah dua kali mendapat juara. Sedangkan untuk tingkat internasional saya sudah dua kali mengikuti even MTQ, yaitu tahun 2016 lalu di Jordania dan meraih peringkat ke tujuh, dan tahun ini InsyaAllah ke Turki dengan harapan mudah-mudah bisa lebih baik lagi, “ ujar Hajarul Akbar berharap.

 

Tentu, doa dari masyarakat Aceh khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya sangat diharapkan agar kiranya Hajarul Akbar bisa tampil maksimal di Turki sehingga bisa meraih peringkat memuaskan. Bukan suatu yang mudah menghafal 30 juz Alquran dan mengulang-ulangnya setiap hari, dan Hajarul Akbar telah melakukannya dengan baik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement