REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah (DPD), GKR Hemas mengakui, ia sempat ditawari posisi pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Tawaran tersebut disampaikan usai kisruh kepemimpinan DPD mengemuka pada April lalu.
Tawaran tersebut diakui oleh GKR Hemas dilakukan sebanyak dua kali. Tawaran pertama disampaikan oleh Ketua DPD, Oesman Sapta Odang (OSO). "Disampaikan sebelum April lalu. Hal itu disampaikan melalui orang agar saya bertemu dengan Pak Oso. Namun, saya sampaikan bahwa saya tidak mencari jabatan dalam hal ini," ujarnya kepada wartawan usai diskusi di Matraman, Jakarta Timur, Kamis (18/5).
Tawaran kedua, lanjut GKR Hemas, disampaikan oleh jajaran pemerintahan. Saat itu, disampaikan bahwa akan ada penambahan pimpinan di MPR. "Saya kira jika dilihat dari solusi secara politis, tawaran seperti itu baik saja," tuturnya.
Meski demikian, dua kali penawaran itu hingga kini tidak diterima oleh GKR Hemas. Dia menegaskan, yang terpenting dalam kisruh DPD adalah pemilihan ketua dilakukan dalam proses yang benar.
Karena itu, pihaknya kini sudah mengajukan tata tertib (tatib) tahun 2016 dan 2017 kepada Mahkamah Agung (MA). "Waktu itu belum diputuskan oleh MA sehingga kami berharap sesegera mungkin dapat diputus," tambahnya.
Sebelumnya, kisruh perebutan kursi Pimpinan DPD RI menimbulkan persoalan baru, yakni dualisme kepengurusan dalam internal DPD. Hal ini karena ada sejumlah anggota DPD RI masih mengakui kepemimpinan DPD sebelumnya.