Kamis 18 May 2017 21:40 WIB

Penangkapan Imigran Ilegal Melonjak 38 Persen Setelah Trump Memimpin

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Imigran ilegal (ilustrasi)
Foto: Corbis
Imigran ilegal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dalam 100 hari pertama  kerja Presiden Amerika Serikat Donald Trump, penangkapan imigrasi ilegal meningkat hinggga 38 persen.

Penahanan oleh Badan Imigrasi  dan Bea Cukai (ICE) melonjak menjadi 41.318 pada periode mulai dari 22 Januari – akhir April. Jika dibandingkan dengan data tahun lalu pada periode yang sama maka terhittung naik 30.028 penangkapan.

Menurut ICE, dua pertiga dari mereka yang ditangkap pada tahun ini diyakini memiliki potensi bertinndak kriminal. Lebih dari setengah dari mereka yang ditangkap adalah imigran yang tidak melakukan kejahatan selain tinggal di AS tanpa izin.

Direktur ICE Thomas Homan mengaku imigran yang menjadi ancaman keamanan nasional atau memiliki catatan kriminal masih menjadi prioritas penangkapan. Dia juga menegaskan ICE akan terus menargetkan orang-orang yang telah menerima surat perintah pengusiran dari hakim imigrasi, bahkan jika mereka tidak melakukan kejahatan lain.

“Mereka yang memasuki negara secara ilegal, mereka yang melanggar hukum, itu adalah tindakan kriminal. Ketika hakim federal membuat keputusan dan mengeluarkan perintah maka perintah itu kebutuhan sesuatu yang berarti,” kata Homan, Kamis (18/5), dikutip BBC.

Janji kampanye Trump yang ingin membangun tembok perbatasan AS-Meksiko ditolak anggarannya oleh Kongres baru-baru ini. Sehingga retorika kerasnya tentang keamanan perbatasan tampaknya berdampak pada penegakan imigrasi tersebut. Para advokat imigrasi telah mengemukakan kekhawatiran tentang peningkatan penegakan hukum di negara tersebut.

Menurut data Bea dan Perlindungan Perbatasan AS, jumlah orang yang tertangkap karena melintasi perbatasan dengan Meksiko turun secara signifikan sejak awal tahun lalu. Sebelumnya Presiden Barack Obama juga pernah dikritik karena mendeportasi sejumlah besar imigran. Namun kebanyakan dari mereka adalah pelintas batas ilegal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement