REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak hanya memberikan bantuan modal, Bank Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) memberikan pendampingan kepada debitur Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang mendapat penyaluran kredit. Salah satu debitur yang merasakan manfaat pendampingan UMKM tersebut adalah usaha dodol Garut milik Arief Muhammad (38 tahun) dengan merek dagang Murni 33.
Bentuk pendampingan yang dilakukan oleh Bank BJB adalah jasa konsultasi untuk pengembangan bisnisnya. Selain memberikan jasa konsultasi, Bank BJB kerap memberi kesempatan bagi debiturnya untuk tampil pada sejumlah pameran. ‘’Melalui pameran itu, kami bisa mempromosikan produk ke area lebih luas,’’ ujar Arief.
Arief Muhammad adalah penerus dari usaha dodol Murni 33 milik ayahnya yang resmi ia kelola sejak 2009. Ketika itu ia mengajukan bantuan modal ke Bank BJB untuk mengembangkan usahanya tersebut. besaran dana yang ia ajukan senilai Rp 25 juta, yang ia lunasi dalam jangka waktu dua tahun. Karena dirasa bermanfaat Arief kembali mengajukan pinjaman di 2011.
Kini usahanya mulai berkembang pesat. Saat awal PD Murni 33 ditangani oleh Arief, omzetnya belum terlalu besar. Jumlah pekerjanya pun masih di bawah 10 orang. Produksi dodol PD Murni 33 yang dihasilkan tidak lebih dari 100 kilogram hingga 200 kilogram dodol. Kini omzetnya meningkat dan memiliki lebih dari 10 karyawan. Per hari, pihaknya rata-rata mampu memroduksi dodol sebanyak tiga kuintal hingga empat kuintal.
Tidak hanya itu kini ia memiliki 10 agen penyalur, yang pusatnya terletak di Jl Ciledug No 145, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dodol buatan PD Murni 33 juga dilabeli dengan merk Olga. Olga merupakan kepanjangan dari oleh-oleh Garut. Merek ini merupakan hasil kesepakatan antara PD Murni 33 dengan sejumlah mitra penyalurnya. Salah satu mitra penyalurnya itu adalah Chocodot. Arief pun siap menghadapi gelombang pesanan yang kerap memuncak di hari-hari libur.