Jumat 19 May 2017 17:22 WIB

Menteri Amran Gelar Operasi Pasar Bawang Putih di Surabaya

Rep: Binti Sholikah/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan keterangan kepada wartawan terkait kegiatan operasi pasar bawang putih di Pasar Induk Osowinangun, Surabaya, Jumat (19/5).
Foto: Republika/Binti Sholikah
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan keterangan kepada wartawan terkait kegiatan operasi pasar bawang putih di Pasar Induk Osowinangun, Surabaya, Jumat (19/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman menggelar Operasi Pasar (OP) komoditas bawang putih di Pasar Induk Osowilangun, Surabaya, Jumat (19/5). Dalam kegiatan tersebut, bawang putih dijual seharga Rp 10 ribu hingga Rp 23 ribu per kilogram.

OP tersebut merupakan kerja sama Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan dan Asosiasi Pedagang Pajale (Padi, Jagung, Kedelai) Jatim. Ada tiga jenis bawang putih yang di jual yakni bawang putih dari Cina di jual Rp 23 ribu per kilogram atau Rp 460 ribu per karung. Kemudian bawang putih dari India jenis super di jual Rp 15 ribu per kilogram atau Rp 300 ribu per karung, serta bawang putih dari India kualitas biasa di jual Rp 10 ribu per kilogram atau Rp 200 ribu per karung.

Menteri Amran mengatakan, operasi bawang putih dilakukan untuk menurunkan harga bawang putih yang pada pekan lalu masih mencapai Rp 50 ribu per kilogram. Ia mengaku, pagi ini masih melihat harga bawang putih sekitar Rp 45 ribu per kilogram. Karenanya, Kementan melakukan sinergi untuk menurunkan harga bawang putih menjadi Rp 23 ribu per kilogram. Sehingga, nantinya harga di tingkat konsumen bisa maksimal Rp 30 ribu per kilogram. "Semua harga posisi stabil, cabai, bawang, beras, ayam, telur, dan sebagainya. Dulunya dua bulan sebelum Ramadhan harga bergejolak. Ini tinggal satu pekan harga stabil," ucap Mentan kepada wartawan.

Mentan berharap, melalui OP tersebut, harga bawang putih di tingkat konsumen bisa mencapai Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu per kilogram. Ia memperkirakan, semakin mendekati Lebaran, harga bawang putih akan turun terus. Pemerintah juga telah membuat kesepakatan terkait bawang putih yang dijual di wilayah luar Jawa harganya tidak boleh lebih dari Rp 38 ribu per kilogram.

Terkait pasokan menjelang Ramadhan, ia menekankan semua stok mencukupi. Stok beras di gudang Bulog mencapai 2,2 juta ton, minyak goreng 1,5 juta liter, dan bawang putih 9.000 ton.

Mentan juga menegaskan, jika ada pihak-pihak yang mengganggu masyarakat beribadah di bulan Ramadhan melalui kenaikan harga bahan pokok, maka Kementan bersama Kementerian Perdagangan dan kepolisian akan bertindak tegas mencabut izin pihak yang melakukan pelanggaran. "Kemarin kami sudah memberikan sanksi kepada tiga tersangka di Marunda, mereka tidak akan menjual bawang putih lagi di Indonesia. Kementerian Pertanian sepakat dengan Kementerian Perdagangan untuk mencabut izin perusahaan tersebut. Mereka tidak boleh lagi berbisnis di Indonesia," terangnya.  

Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf mengatakan Pemprov Jatim bersama Polda Jatim dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memperkuat pengawasan distribusi bahan pokok menjelang Ramadhan dan Idul Fitri untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok. "Jika ada yang mencoba untuk melakukan tindakan-tindakan menaikan harga secara drastik, maka Kapolda Jatim tidak akan segan-segan melakukan penegakan hukum," tegasnya.

Gus Ipul, sapaan akrabnya, menjelaskan pasokan bahan pokok untuk 38 kabupaten/kota di Jatim sangat cukup. Selain itu, Jatim juga memiliki gerai stabilisasi harga yang terdiri dari gerai pangan permanen sebanyak 3.558 unit dan 175 gerai pangan situasional. Gerai pangan permanen ini terdiri dari kios pangan operasi pasar, toko tani Indonesia, aplikasi e-warung, serta rumah pangan kita (RPK). Sedangkan gerai pangan situasional terdiri dari operasi pasar mandiri dan operasi pasar bantuan ongkos angkut (BOA). "Melihat persiapan yang dilakukan dan kecukupan pangan, maka tidak ada alasan harga naik untuk bahan pokok," jelas Gus Ipul. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement