Jumat 19 May 2017 18:52 WIB

S&P Perbaiki Rating, Sri Mulyani Yakin Investasi Melejit

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Indira Rezkisari
Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Keuangan Sri Mulyani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah meyakini realisasi investasi di Indonesia akan semakin meningkat setelah lembaga pemeringkat internasional, Standard & Poor's (S&P), memperbaiki rating investasinya di Indonesia ke level BBB- dengan outlook investments grade atau layak investasi. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, perbaikan rating oleh S&P memberikan keyakinan dunia internasional atas kredibilitas pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terutama kinerja belanja negara yang efisien dan penerimaan yang terus didongkrak.

Sri menjelaskan, perbaikan dari sisi belanja dilakukan pemerintah dengan upaya meningkatkan efisiensi belanja negara dan pemilahan proyek-proyek mana saja yang prioritas. Pemerintah, lanjutnya, tetap menaruh prioritas belanja negara untuk pembangunan infrastruktur, pengembangan pendidikan, dan perbaikan fasilitas kesehatan. Sementara perbaikan dari sisi penerimaan, Sri menegaskan bahwa reformasi perpajakan terus dilakukan sehingga memberikan dampak kepercayaan yang makin baik terhadap pengelolaan APBN.

"Apalagi ini disampaikan S&P di tengah situasi terms of trade shock, karena harga komoditas dan kondisi ekonomi negara maju yang sebabkan perlemahan ekspor impor. Dengan rating yang bagus akan berikan dampak positif atas investasi di Indonesia. Ini akan memicu keputusan investasi oleh investor," kata Sri dalam konferensi pers di Gedung Mar'ie Muhammad, Kantor Pusat Ditjen Pajak Kementerian Keuangan, Jumat (19/5).

Tak hanya itu, Sri menyebutkan bahwa pengelolaan utang Indonesia tetap dipertahankan solid dengan rasio utang di tahun 2018 akan dijaga di level 27 hingga 29 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pemerintah juga tetap menjaga defisit anggaran demi memberikan kepercayaan diri terhadap pengelolaan APBN.

"Indonesia terus berupaya mencapai berbagai apa yang disebut tujuan pembangunan yakni pengurangan kemiskinan, kurangi kesenjangan, penciptaan lapangan kerja, tanpa harus membuat APBN tak kredibel," katanya.

Diberitakan sebelumnya, lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P) memperbaiki peringkat utang negara jangka panjang, kaitannya dengan iklim investasi Indonesia, ke posisi BBB- dari sebelumnya BB+ sejak pemberian rating terakhir pada Juni 2016 lalu. Artinya, Indonesia kini dianggap sebagai negara yang layak investasi. Dalam rilis resminya, S&P menyebutkan bahwa pemerintah Indonesia dianggap mampu menata Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) secara efektif dan efisien. Hal ini, seperti dikutip dari rilis S&P, dianggap memberikan kontribusi atas perbaikan kredibilitas anggaran negara.

"Akibatnya, kami memperkirakan bahwa utang Indonesia akan stabil di tingkat rendah, dan defisit anggaran secara perlahan akan mulai menurun," tulis S&P dalam keterangannya, Jumat (19/5).

Selain itu, S&P juga mengerek peringkat utang negara jangka pendek dari peringkat B menjadi A-3. Sedangkan di sisi regional, S&P juga menaikkan peringkat skala jangka panjang regional ASEAN dari axBBB+ menjadi axA dan skala jangka pendek ASEAN menjadi axA-2.

Sementara untuk outlook rating jangka panjang, Indonesia memperoleh predikat stabil. S&P juga menyebutkan keputusan tersebut didasari oleh berkurangnya risiko fiskal seiring kebijakan anggaran Pemerintah yang lebih realistis sehingga membatasi kemungkinan pemburukan defisit ke depan secara signifikan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement