REPUBLIKA.CO.ID, KARO -- Gunung Sinabung di kabupaten Karo, Sumatra Utara kembali meletus, Sabtu (20/5). Hingga kini, aktivitas gunung tersebut terpantau masih tetap tinggi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, letusan terjadi pada pukul 06.46 WIB. "Gunung Sinabung kembali meletus dengan intensitas tinggi, dimana tinggi kolom abu letusan mencapai 4 km, amplitudo 120 milimeter dan lama gempa vulkanik 343 detik," kata Sutopo, Sabtu (20/5).
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memantau angin perlahan berembus ke arah tenggara. Abu vulkanik yang terbawa angin tampak menyelimuti kota Berastagi dan sekitarnya. "PVMBG masih menetapkan status Gunung Sinabung tetap Level IV atau Awas. Potensi letusan susulan masih tinggi," ujar dia.
Terkait masih tingginya aktivitas Sinabung ini, PVMBG mengimbau masyarakat dan pengunjung untuk tidak melakukan kegiatan di zona merah yang telah ditetapkan. Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di dekat sungai-sungai yang berhulu di gunung Sinabung pun diminta tetap waspada terhadap ancaman lahar. Hal ini, kata Sutopo, dikarenakan telah terbentuknya bendungan alam di hulu sungai Laborus.
"Penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran sungai Laborus agar tetap menjaga kewaspadaan karena bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol. Bila tidak kuat menahan volume air bisa mengakibatkan lahar atau banjir bandang ke hilir," kata Sutopo.
Hingga saat ini, tercatat 7.214 jiwa atau 2.038 KK di delapan pos pengungsian. Namun, hanya ada 2.863 jiwa yang tinggal di pos pengungsian. Sisanya, tinggal di tempat lain di luar pos pengungsian. BNPB melalui BPBD Karo pun, kata Sutopo, terus mengimbau masyarakat untuk waspada dan mentaati rekomendasi pemerintah.
"Tidak dapat diprediksikan sampai kapan Gunung Sinabung akan berhenti meletus. Parameter vulkanik dan seismisitas gunung masih tetap tinggi sehingga potensi letusan susulan masih akan tetap berlangsung," kata dia.