REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai Bank BJB memiliki potensi untuk semakin besar. Sebab, Bank BJB berada di wilayah provinsi terbesar di Indonesia.
Pejabat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional II Jawa Barat Sarwono mengatakan, saat ini Bank BJB merupakan bank pembangunan daerah (BPD) terbesar di Indonesia dengan nilai aset sebesar Rp 105 triliun. Bank BJB bisa menjadi lebih besar lagi.
"Bank BJB berada di daerah provinsi yang paling besar di Indonesja dengan jumlah penduduk sekitar 47 juta. Pasar besar ini harus dapat dimanfaatkan oleh Bank BJB untuk menjadi lebih besar lagi," ujar Sarwono dalam Syukuran HUT bank bjb ke-56 tahun di Kantor Pusat Bank BJB, Jalan Braga, Bandung, Sabtu (20/5).
Menurut Sarwono, banyak bank lainnya yang berminat masuk ke wilayah Jawa Barat dan Banten yang memiliki potensi nasabah sangat besar ini. Dengan demikian, Bank BJB diharuskan untuk dapat menjaga level pelayanannya agar dapat terus menjadi yang terbaik di Jawa Barat dan Banten.
Sarwono juga menyebutkan, naiknya peringkat Indonesia menjadi level investment grade dari lembaga pemeringkat rating Standard and Poor (S&P), diharapkan dapat meningkatkan perekonomian Indonesia dengan masuknya berbagai inevstasi ke Indonesia, dalam hal ini khususnya Provinsi Jawa Barat dan Banten.
"Ini artinya pemerintah kita diakui dapat menjaga makro ekonomi. Mudah-mudahan semakin banyak investasi yang masuk ke Indonesia dan Jabar. Mendukung perekonomian di Jabar lebih baik lagi," tutur Sarwono.
Selain itu, OJK juga mengapresiasi Bank BJB yang telah mengadakan berbagai kegiatan untuk mendukung perekonomian Jawa Barat dalam ulang tahun hari ini. Adapun kegiatan yang mendukung perekonomian tersebut antara lain adanya bazar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Selain itu juga kegiatan sosial seperti pemberian santunan 1.000 anak yatim, donor darah, khitanan massal, potong rambut massal, serta kampung nutrisi. "Mudah-mudahan dengan berbagai kegiatan ini Bank BJB bukan hanya memiliki kinerja baik tapi juga mendapatkan keberkahan," kata Sarwono.