REPUBLIKA.CO.ID, GROBOGAN — Kecelakaan tragis dialami empat orang warga Kota Semarang di perlintasan jalur kereta api tak berpalang pintu, di Desa Katong, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Sabtu (20/5).
Keempatnya tewas dengan kondisi yang sangat mengenaskan setelah mobil yang membawa mereka tertabrak Kerta Api (KA) Argo Bromo Anggrek yang tengah melintas dari Stasiun Pasar Turi, Surabaya menuju Stasiun Semarang Tawang.
Selain terjepit diantara bodi mobil yang ringsek , jasad mereka juga terbakar. Karena tabrakan ini mengakibatkan mobil terseret hingga 300 meter dalam posisi terjepit di bawah lokomotif dan terbakar.
Keempat korban tewas, masing- masing Agus Abdullah (54) warga Perum Ketileng, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Agus Bambang (60), Ihsan Ngadikan (58) dan Bahtiar (30). Tiga nama terakhir merupakan warga Perum Dinar Mas, di kecamatan yang sama.
Informasi yang dihimpun dari jajaran Satlantas Polres Grobogan menyebutkan, kecelakaan tragis ini terjadi di lintasan jalur kereta api tak berpalang pintu di Desa Katong, tepatnya di kilometer (KM) 53+300, antara Stasiun Ngrombol dengan Stasiun Sedadi.
Kecelakaan ini bermula saat mobil Toyota Avanza bernomor polisi B 1937 UZQ yang dikendarai para korban beupaya menyeberang di perlintasan tak terjaga, sekitar pukul 10.35 WIB.
Namun pada saat yang sama melintas KA Argo Bromo Anggrek dengan nomor loko CC 206.1392 yang berjalan dari arah Surabaya menuju Semarang. Akibat jarak yang sudah terlalu dekat tabrakan tak dapat dihindarkan.
Akibat benturan tersebut, mobil berwarna silver ini pun ringsek dalam posisi terjepit diujung depan bagian kanan lokomotif. Mobil naas ini juga terseret oleh lokomotif dan rangkaian kereta yang masih melaju.
Kereta api maupun mobil Avanza ini baru berhenti di Stasiun Sedadi yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi terjadinya tabrakan. Diduga, tangki bahan bakar mobil robek akibat tabrakan ini.
“Sehingga saat terjadi gesekan logam akibat bodi mobil terseret, dan mengakibatkan percikan api yang akhirnya membakar mobil berikut penumpang yang terjebak di dalamnya,” tegas Kasatlantas Polres Grobogan, AKP Panji Gede Prabawa.
Ia juga menjelaskan, proses evakuasi terhadap ke-empat jenazah yang terjebak dalam bodi mobil Avanza yang ringsek cukup menyulitkan petugas penolong. Proses evakuasi ini memakan waktu 2 jam.
Untuk mengeluarkan para korban, bodi mobil yang sudah ringsek dan hangus terbakar ini, petugas harus mengunakan alat pemotong logam. “Kini kecelakaan ini dalam penyelidikan polisi,” tambahnya.
Hal ini diamini oleh Manager Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop IV, Edy Koeswoyo. Menurutnya, lamanya proses evakuasi akibat bodi mobil terjepit di bawah lokomotif.
Saat ini proses evakuasi bangkai mobil sudah rampung dilakukan dan rangkaian KA Argo Bromo Anggrek berikut para penumpang telah melanjutkan perjalanan menuju Stasiun Gambir Jakarta, setelah sebelumnya dilakukan penggantian lokomotif.
Ia juga menegaskan, kecelakaan di sekitar Stasiun Sedadi ini terjadi di perlintasan liar. “Karena perlintasan ini tidak dijaga oleh petugas PT KAI meski rambu-rambu peringatan di lokasi ada,” jelasnya.