REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah sukses menyelenggarakan nonton bareng (nobar) Film Ketika Mas Gagah Pergi (KMPG), Majelis Ta’lim Telkomsel (MTT) kembali menyelenggarakan nonton bareng Film Surau dan Silek bersama 100 anak yatim dan dhuafa sekaligus meet and greet dengan produser Surau dan Silek di XXI Planet Hollywood Jakarta, Sabtu (20/5).
Dibintangi Gilang Dirga, Komo Ricky, Praz Teguh, Yusril Katil, Muhammad Razi, dan Dewi Irawan, film produksi Mahakarya Pictures dengan arahan sutradara sekaligus penulis naskah Arief Malinmudo ini mengangkat seni bela diri pencak silat sebagai latar belakangnya. Film yang diproduseri Dendi Reynando, Emilbias, Gilang Dirga ini menceritakan tentang ambisi, usaha dan ketekunan, persahabatan, anak yang shalih dan bakti kepada orang tua menjadi pesan moral yang disampaikan film ini.
''Di tengah derasnya terjangan berbagai tontonan yang kurang mendidik bahkan tergolong bermuatan negatif, pengurus MTT mencoba untuk melakukan pendidikan yang baik kepada anak-anak yatim melalui nobar Surau dan Silek,'' tutur Ketua Panitia Nobar Surau dan Silek bersama MTT, Sesar Dwi Pratama melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Sabtu (20/5).
Ia berharap acara ini tak cuma soal berbagi dengan anak yatim, tapi juga jadi upaya pencerdasan generasi bangsa sekaligus mendekatkan mereka dengan Islam. ''Semoga acara ini bisa menjadi pemicu bagi kita semua untuk bisa terus berbagi dengan anak yatim dan turut andil dalam mendekatkan mereka dengan Islam,'' tambah Sesar.
Film Surau dan Silek ini bercerita tentang pergolakan batin Adil, seorang anak yatim berusia 11 tahun yang sangat menginginkan ayahnya masuk surga dengan cara menjadi anak yang shalih. Namun disaat yang bersamaan Adil juga sangat berambisi memenangkan pertandingan silat di kampungnya. Ambisi Adil ini didasari oleh kekalahan yang dialaminya pada pertandingan sebelumnya akibat kecurangan lawan tandingnya.
Sahabat dan juga teman seperguruan Adil yakni Dayat dan Kurip ikut mendukung upaya Adil membalaskan kekalahan tersebut. Dengan semangat yang tinggi mereka berlatih mempersiapkan diri menuju pertandingan. Dalam masa persiapan tersebut, tiga sekawan ini mengalami berbagai rintangan.
Di sisi lain, Rani yang merupakan teman sekolah mereka bertiga diam-diam berusaha mencarikan solusi terhadap kegalauan tiga sahabat tersebut. Berkat usaha Rani lah semua rintangan yang dihadapi tiga sekawan ini dapat teratasi.
Nobar MTT bersama yatim dan dhuafa ini semakin meriah dengan penampilan tarian khas Minangkabau, Randai, oleh Gerakan Muda Minang (GEMUMI). Turut hadir dalam acara ini Ketua Umum MTT, Wawan Budi Setiawan, Kepala Departemen Wakaf Divisi CSR MTT Ainul Hamam, dan Kepala Divisi Dakwah Digital MTT Rifki Syabani.
Latar pemandangan indah Bukittinggi dipadu nuansa kearifan lokal Minangkabau membuat daya tarik film semakin kiat. Film drama religi ini menyuguhkan alur cerita yang mudah dicerna anak-anak hingga bisa menjadi alternatif tontotan edukatif yang bisa ditonton semua kalangan.