REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Menurut keterangan seorang penyidik forensik di Queensland, Terry Ryan, kematian Mayang Prasetyo asal Indonesia di sebuah apartemen Brisbane, Australia pada 2014 disebabkan tusukan luka di leher yang dilakukan pasangannya -yang berprofesi sebagai koki- setelah adanya pertengkaran.
Terry Ryan menemukan, polisi yang menanggapi kejadian tersebut tak bisa mencegah Marcus Volke (27 tahun) untuk menyakiti dirinya sendiri setelah melarikan diri dari petugas yang datang ke unit apartemennya. Jasad Mayang Prasetyo (27), yang juga dikenal sebagai Febri Andriansyah kemudian dipotong-potong oleh Volke sebelum ia mencoba membuang beberapa bagian tubuhnya dengan melarutkannya dalam bahan kimia.
Pasangan ini pindah ke Brisbane tak lama sebelum kejahatan mengerikan itu terjadi. Mereka bertemu di sebuah klub di Melbourne setahun yang lalu dan bepergian keliling Asia dan Eropa bersama sebelum menetap di Queensland.
Pekan ini, sebuah pemeriksaan forensik mengungkap Volke telah menikahi Mayang Prasetyo, seorang perempuan transgender, di Denmark pada Agustus 2013. Tapi ini adalah sebuah pernikahan ‘kontrak’. Mayang membantu Volke mendapatkan pekerjaan untuk melunasi utang kartu kreditnya, sementara Volke membantu Mayang mendapatkan visa.