REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Sam Allardyce mengakui dirinya sempat merasa tidak tahan untuk menonton pertandingan pertama timnas Inggris. Hal itu ia rasakan setelah sudah tidak lagi menjabat sebagai manajer timnas Inggris.
Allardyce kehilangan posisinya itu hanya dua minggu sebelum pertandingan kandang pertamanya sebagai manajer Inggris. Kala itu, timnas Inggris harus menghadapi Malta di Stadion Wembley.
Dia pun mengakui merasa tidak mungkin bisa duduk dalam pertandingan tersebut sebagai penonton. “Saya mungkin bertahan 15 sampai 20 menit. Tapi saya tidak bisa melanjutkan, saya harus mematikannya dan menonton yang lain,” kata Allardyce dikutip dari Sky Sports, Sabtu (20/5).
Ia kecewa, hingga saat dirinya meninggalkan timnas Inggris tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pertandingan di Wembley saat masih di bawah arahannya. Padahal, hal itu akan menjadi momen terbesarnya bersama timnas Inggris.
Pria berusia 62 tahun itu mengakui dirinya seperti orang bodoh ketika kehilangan pekerjaan sebagai pelatih timnas Inggris. Meskipun begitu, pada akhirnya Allardyce kembali ke dunia sepak bola sebagai manajer Crystal Palace setelah tiga bulan kemudian.
Keberaniannya kembali dan percaya diri kembali ke dunia sepak bola karena dukungan dari Sir Alex Ferguson. “Fergie mengundang saya ke sebuah pertandingan. Dia menyuruh saya bangkit dan kembali ke sana,” tutur Allardyce kepada The Times dan Daily Mail seperti dikutip Sky Sports, Sabtu (20/5).
Dia menyadari, satu-satunya hal yang bisa dilakukan untuk membantu diri dengan terjun kembali ke pertandingan. Ia menegaskan, dirinya melakukan itu sebagai bagian dari rehabilitasi atau perbaikan dirinya.
Allardyce memimpin timnas Inggris setelah Piala Eropa 2016. Namun, ia kehilangan pekerjaannya setelah 67 hari menjabat posisi itu setelah terbongkarnya skandal dugaan pengaturan transfer pemain di Liga Primer Inggris. Wartawan Telegraph melakukan penyamaran untuk mengungkap keterlibatan Allardyce dalam pengaturan di bursa transfer pemain.