Ahad 21 May 2017 18:34 WIB

Luhut: Golkar Harus Cermat Lihat Tantangan ke Depan

 Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan menegaskan Partai Golkar harus dapat melihat tantangan ke depan secara cermat agar tidak salah melangkah menghadapi pemilu 2019.

"Tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah kesenjangan sosial yang semakin meningkat serta pembangunan yang mayoritas terkonsentrasi di Pulau Jawa," kata Luhut saat memberikan pengarahan pada rapat pimpinan nasional (Rapimnas) II Partai Golkar di Balikpapan, Kalimantan Timur, Ahad (21/5).

Menurut Luhut, Partai Golkar harus dapat membaca kondisi sosial masyarakat dan turut berkiprah membantu program Pemerintah dalam pembangunan nasional, guna mendapat simpati masyarakat.

Kalau pada pemilu legislatif tahun 2014 Partai Golkar meraih 91 kursi di DPR RI, maka pada pemilu 2019 usahakan mendapat sekitar 120 kursi.

Menurut dia, Partai Golkar agar menjadi lebih baik dan dapat meraih perolehan suara di pemilu lebih besar harus menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, membuat program-program yang baik sesuai harapan rakyat, serta dapat membaca situasi aspirasi masyarakat secara cermat.

Dalam pandangan Luhut, Partai Golkar, harus solid dan kompak dan tidak mudah termakan oleh isu-isu dari eksternal partai yang berusaha melakukan pecah-belah. "Para elite Partai Golkar harus kompak dan terus bersatu menjaga soliditas partai," katanya.

Luhut menambahkan, Partai Golkar jangan sampai mengalami keretakan apalagi terpecah, kecuali elite Partai Golkar sendiri yang membuat keretakan. Dia juga menegaskan, tidak ada faksi-faksi di dalam Partai Golkar dan semua kader loyal pada ketua umum.

"Elite Partai Golkar harus kompak dan berkontribusi pada pembangunan negara, agar partai menjadi maju," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Luhut juga memuji perolehan Partai Golkar pada pilkada serentak tahun 2017 yang meraih kemenangan 58 persen. Menurut dia, hasil 58 persen ini merupakan capaian terbaik partai politik pada pilkada serentak tahun 2017.

"Hasil pilkada 2017 ini merupakan salah satu refleksi dari kepemimpinan Setya Novanto," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement