REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Republik Indonesia Khofifah Indar Parawansa mengingatkan, agar Pondok Pesantren tetap menjaga eksistensi sebagai pusat pembelajaran dan penguatan hubbul wathon minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman). Sehingga penguatan pelajaran agama Islam akan beriringan dengan penguatan cinta tanah air.
"Ponpes punya peran penting di masa perjuangan dan revolusi kemerdekaan, maka ponpes memiliki kemampuan sekaligus kepentingan untuk menjaga keutuhan NKRI," kata Khofifah, Ahad (21/5).
Khofifah mengatakan, kekuatan semangat bela Islam hendaknya seirama dengan semangat bela negara. Jika Metode ini diterapkan, kata dia, maka dinilai dapat menderadikalisasi paham-paham yang berseberangan dengan Pancasila.
Menurut Khofifah, setelah kemerdekaan, peran Ponpes semakin bertambah karena bertugas juga membentuk karakter bangsa. Tentunya dengan latar belakang keberagaman etnis dan kemajemukan keyakinan.
"Maka perlu mendidik santri-santri dengan baik. Hendaknya Ponpes tidak hanya membangun ukhuwah islamiyah ( persaudaraan sesama umat Islam) tetapi, juga membangun ukhuwah wathoniyah (persaudaraan kebangsaan) serta ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama manusia)," tegas Khofifah didepan ribuan tamu undangan dalam Gebyar Imtihan Seabad Pondok Pesantren Sukamiskin, Bandung, Ahad (21/5).
Dengan begitu, jelas dia, santri akan terlibat dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya toleransi, moderasi serta membangun keseimbangan dalam berbagai konstelasi dinamika kemasyarakatan maupun dalam membangun nilai kebangsaan.