Senin 22 May 2017 06:43 WIB

Dompet Dhuafa Gelar Sarasehan Budaya Peringati Hari Kebangkitan Nasional

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andi Nur Aminah
Parni Hadi
Foto: Republika/ Raisan Al Farisi
Parni Hadi

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Berbagai sajian budaya dihadirkan Dompet Dhuafa guna memeringati Hari Kebangkitan Nasional. Semua dibalut dengan tajuk Senandung Cinta untuk Negeri 1001 Cinta dan digelar di Rumah Budaya Nusantara Puspo Budoyo.

Ketua Dewan Pembina dan Pendiri Dompet Dhuafa, Parni Hadi mengatakan, kegiatan tersebut merupakan sinergi dengan sejumlah cendekiawan Muslim dan budayawan di Indonesia sekaligus momentum peluncuran Mocopot Nusantara. Lewat kolaborasi itu, Dompet Dhuafa berusaha merawat budaya leluhur bangsa di era milenai, yang kental sebagai penguat dakwah. Seperti yang terpesan di sejarah Wali Songo dalam menebarkan Islam di tengah masyarakat.

"Dompet Dhuafa mengajak seluruh elemen mewujudkan kebangkitan seni mocopatan, sehingga kita akan tetap menjadi bangsa yang bermartabat dalam menanamkan nilai-nilai agama melalui dakwah dengan pendekatan budaya," kata Parni, Ahad (21/5).

Kegiatan diisi dengan pementasan seni drama musikal, dongeng ceria, dan berbagai layanan gratis dari program pemberdayaan Dompet Dhuafa lain yang bekerjasama dengan Pustaka Iman. Diluncurkan pula sejumlah buku terkait dakwah penyebaran Islam melalui pendekatan budaya, seperti buku berjudul Islam Mencintai Nusantara, Jalan Dakwah Sunan Kalijaga: Tafsir Suluk Kidung Kawedar karya budayawan Bambang Wiwoho.

Dompet Dhuafa melihat, banyak budayawan yang hari ini masih menegakkan kearifan budaya negeri melalui kearifan yang dimiliki, tapi harus berjuang dengan kondisi kekurangan. Parni berharap, pengenalan seni mocopot dapat menjadi awal gerakan yang luar biasa bersinerginya sejumlah elemen, termasuk lewat kehadiran program-program pemberdayaan Dompet Dhuafa untuk melayani masyarakat.

"Semoga menjadi langkah awal membentang kebaikan untuk memopulerkan peran zakat dan kembali mengukuhkan kejayaan Islam, saat kita kembali merawat budaya-budaya yang ada," ujar Parni.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَعْتَذِرُوْنَ اِلَيْكُمْ اِذَا رَجَعْتُمْ اِلَيْهِمْ ۗ قُلْ لَّا تَعْتَذِرُوْا لَنْ نُّؤْمِنَ لَكُمْ قَدْ نَبَّاَنَا اللّٰهُ مِنْ اَخْبَارِكُمْ وَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
Mereka (orang-orang munafik yang tidak ikut berperang) akan mengemukakan alasannya kepadamu ketika kamu telah kembali kepada mereka. Katakanlah (Muhammad), “Janganlah kamu mengemukakan alasan; kami tidak percaya lagi kepadamu, sungguh, Allah telah memberitahukan kepada kami tentang beritamu. Dan Allah akan melihat pekerjaanmu, (demikian pula) Rasul-Nya, kemudian kamu dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha Mengetahui segala yang gaib dan yang nyata, lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

(QS. At-Taubah ayat 94)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement