Senin 22 May 2017 08:34 WIB

PBB: 20 Juta Orang Kelaparan dan Media Hanya Pedulikan Trump

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Kelaparan melanda Tanah Afrika.
Foto: dok ACT
Kelaparan melanda Tanah Afrika.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebanyak 20 juta orang di seluruh dunia masih menderita kelaparan dan terancam mati. Meski keadaan mereka semakin memburuk, sejumlah media internasional dinilai justru tetap sibuk memberitakan tentang Presiden AS Donald Trump.

"Jika Anda menonton ABC, CBS, NBC, Fox, CNN - mereka tidak memberitakan apapun selain Trump, Trump, Trump, Trump, Trump, Trump, dan Trump!," kata Direktur Program Pangan Dunia PBB (WFP), Direktur Jenderal David Beasley.

Mantan Gubernur South Carolina ini mengatakan, bencana kelaparan yang terjadi di Yaman, Sudan Selatan, Somalia, dan Nigeria bukan berita palsu, melainkan kenyataan. Trump pernah menyerukan diakhirinya kontribusi AS terhadap PBB. AS merupakan salah satu donor utama dengan memberikan sekitar 22 persen dari keseluruhan anggaran kemanusiaan dan 28 persen dari seluruh anggaran perdamaian.

Kepemimpinan baru di Kementerian Luar Negeri AS di bawah Presiden Trump, tengah membicarakan mengenai pemotongan dana kemanusiaan sebesar 28 persen sampai 31 persen dari anggaran 50 miliar dolar AS. Pemotongan dana ini tentunya akan sangat menakutkan bagi WFP.

Direktur Komunikasi WFP di Washington DC, Steve Taravella, mengatakan WFP telah melewati badai seperti ini sebelumnya. Menurutnya, AS bukanlah satu-satunya negara yang bisa dimintai dana kemanusiaan untuk meningkatkan pemasukan. "Bahkan di saat terbaik, anggaran AS juga tidak dapat diprediksi," kata Taravella.

Ia menambahkan, retorika Trump itu tidak akan berdampak negatif terhadap usaha WFP untuk membantu korban kelaparan. "Selalu ada dukungan bipartisan yang kuat di Kongres untuk bantuan pangan," kata Taravella.

Bahkan Kongres baru-baru ini menyetujui 990 juta dolar AS dalam anggaran pengeluaran tahun ini, yang berlaku hingga Oktober 2017, untuk bantuan makanan. Masalah utamanya, kata Taravella, adalah seberapa cepat dana bantuan itu cair dan sampai ke tangan korban. "Orang-orang itu sekarat sekarang, bukan tiga bulan dari sekarang," ungkapnya.

Dana sebesar 990 juta dolar itu hanya sebagian dari dana keseluruhan yang dibutuhkan WFP sebesar 2 miliar dolar AS untuk tahun ini. WFP juga membutuhkan dana tambahan untuk memastikan kondisi kelaparan tidak akan terjadi lagi di negara-negara itu.

Pada 2014, WFP juga menghadapi kekurangan dana untuk membantu jutaan pengungsi di luar negeri dan pengungsi internal. Organisasi tersebut terpaksa memberikan hampir setengah juta orang dengan makanan seberat hanya 850 kalori per hari, di kamp-kamp pengungsian yang dikelola PBB di Sudan Selatan, Republik Afrika Tengah, dan Chad.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement