REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Setelah dua hari yang melelahkan di Arab Saudi, Presiden AS Donald Trump melakukan perjalanan ke Israel pada Senin, (22/5). Ia melakukan lawatan ke Israel untuk menghidupkan kembali proses perdamaian Israel-Palestina yang mengalami kebuntuan. Trump akan melakukan kunjungan ke Yerusalem dan Tepi Barat.
Selama dua hari, Trump akan bertemu secara terpisah dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Ia juga akan mengunjungi tempat-tempat suci.
Pada hari Senin, ia dijadwalkan berada di Yerusalem. Ia akan berdoa di Tembok Barat dan mengunjungi Gereja Makam Suci.
Selama tur yang luar biasa sejak menjabat pada bulan Januari, Trump sudah menunjukkan tanda-tanda kelelahan dari jadwal yang padat. Dia melakukan perjalanan sembilan hari melalui Timur Tengah dan Eropa yang berakhir pada Sabtu usai kunjungannya ke Vatikan, Brussels, dan Sisilia.
Dalam sebuah pidatonya di Riyadh, Trump mendesak, para pemimpin Arab dan Islam untuk melakukan tugas mereka mengalahkan kelompok militan maupun ekstremis.
Pada Ahad malam di Riyadh setelah menghabiskan hari yang panjang dan banyak terjadi penundaan, Trump melewatkan forum "tweeps" untuk orang muda. Padahal, seharusnya pada forum itu Trump hadir. Namun akibat kelelahan, Trump mengirim putrinya Ivanka Trump untuk menggantikannya.
Selama akhir pekan, Trump menerima sambutan hangat dari para pemimpin Arab yang mendukung Trump mencegah pengaruh Iran semakin luas di Timur Tengah.