REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah SWT menciptakan berbagai musim bagi umat manusia di dunia. Di antaranya musim semi (spring), gugur (autumn), panas (summer), dingin (winter), dan es (salju). Beberapa negara di dunia mempunyai empat musim, dan banyak pula yang mempunyai dua musim. Misalnya, di kawasan Asia Tenggara, terdapat dua musim, yaitu musim dingin (hujan), dan musim panas (kemarau), seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand, dan lainnya.
Di belahan dunia lain, umumnya musim panas (summer) terjadi pada Juni. Musim dingin (winter) terjadi pada Desember, musim gugur (autumn) pada September, musim semi (spring) pada Maret. Perbedaan musim ini, memiliki hikmah tersendiri bagi umat manusia.
Misalnya, Yaman dan Syam. Yaman, negeri yang terletak di bagian Asia barat daya di Timur Tengah ini, juga memiliki dua musim sebagaimana Indonesia, yakni musim dingin dan panas. Begitu juga dengan Syam. Musim panas di wilayah Yaman, Syam, Palestina, Madinah, dan Makkah, umumnya terjadi pada Maret hingga Juni. Sedangkan musim dingin terjadi dari September hingga Desember.
Karena keberadaan dua musim ini, banyak pedagang dari berbagai negeri, termasuk kabilah Quraisy dari Makkah, terbiasa melakukan perjalanan pada dua musim tersebut untuk melakukan perdagangan dengan penduduk setempat. Dan kebiasaan suku Quraisy ini diabadikan dalam Alquran pada surah al-Quraisy [106]: 1-4.
''Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka melakukan perjalanan pada musim dingin dan panas. Maka, hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.''
Menurut sejumlah keterangan, termasuk dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, ayat ini diturunkan berkenaan dengan kebiasaan orang Quraisy melakukan perjalanan, terutama untuk berdagang, yaitu ke negeri Syam pada musim panas dan ke Yaman pada musim dingin. Dalam perjalanan itu, mereka mendapatkan jaminan keamanan dari penguasa-penguasa dari negeri-negeri yang dilaluinya. Ini adalah suatu nikmat yang amat besar dari Tuhan mereka. Oleh karena itu, sudah sewajarnyalah mereka menyembah Allah yang telah memberikan nikmat itu kepada mereka.
Rasul SAW dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari al-hakim dan bersumber dari Ummu Hani bin Abi Thalib, menyebutkan, ayat ini diturunkan berkenaan dengan kemuliaan orang-orang Quraisy. ''Allah memuliakan Quraisy dengan tujuh perkara, dan salah satunya adalah dari penjelasan surah Al-Quraisy [106] : 1-4 ini.''