Senin 22 May 2017 17:47 WIB

Psikolog: Kaum LGBT Ingin Menuntut Pengakuan

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Teguh Firmansyah
Tolak LGBT/Ilustrasi
Tolak LGBT/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Praktisi Psikologi Mohamad Soleh menanggapi penggerebekan kaum gay yang diduga melakukan pesta seks di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Ahad (21/5) kemarin. Soleh memandang hal tersebut dari sudut pandang psikologis, bahwa kaum LGBT sebenarnya sedang menuntut pengakuan dari publik tentang kelompok mereka

"Tentu pertama mereka harus blow up siapa mereka dan mennunjukan keesksitensian mereka kepada publik," ujar Soleh saat diwawancarai Republika.co.id, Senin (22/5).

Menurut konsultan AIDA Consultan ini, ada dua kemungkinan yang menyebabkan terjadinya penyimpangan seksualitas seseorang, yaitu Nature dan Nurture. Nature, kata Soleh disebabkan oleh aspek hormonal seseorang, yaitu estrogen dan testosteron. Kelebihan dan kekurangan kedua hormon tersebut, menurut Soleh dapat menyebabkan berubahnya orientasi seseorang.  

"Efek obat dapat menjadi penyebab pengikisan hormon. Hal itu bisa dilakukan penyembukan melalui terapi hormonal," jelas dia.

Sedangkan Nurture, kata Soleh dapat bermula dari pola asuh dan traumatik. Pola asuh, kata Soleh, yang membuat seseorang cenderung menyimpang adalah disaat seseorang kekurangan kasih sayang figur seorang ayah (Fatherless). Menurut dia, saat perhatian seorang ibu lebih dominan maka akan mempengaruhi sisi psikologis baik dari tingkah laku atau pola pikir anak.

Baca juga,  Polisi Bongkar Modus 141 Pria Pesta Gay di Kelapa Gading.

Traumatik, lanjut dia, dapat bermula dari kontruksi lingkungannya tentang sesuatu yang hingga ini masih tertanam kuat sehingga menimbulkan perasaaan benci atau takut kepada hasil dari konstruksi lingkungannya tersebut. Pelecehan seksual yang dialami seseorang juga dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya penyimpang pada orang tersebut.

"Anak kecil yang pernah mengalami pelecehan seksual, atau pernah merasakan ejakulasi atau merasakan kenikmatan, maka akan membentuk keinginan untuk merasakan kenikmatan itu lagi sehingga saat sudah dewasa, si anak berpotensi menjadi pelaku penyimpangan," jelas Soleh.

Penyembuhan, kata Soleh dapat dilakukan dengan empat cara. Pertama, jika tindak penyimpangan seseorang tersebut bersumber dari sisi hormonal yang tidak seimbang, maka terapi hormonal dapat menjadi jalan keluar. Kedua, terapi sosial yang ditujukan pada seseorang yang melakukan penyimpangan karena dorongan dari pergaulannya sehari-hari. Terapi sosial, menurut dia, harus dilakukan oleh orang-orang terdekat, baik dari lingkungan keluarga, sepermainan, atau pekerjaan.

"Lingkungan sekolah, kampus, permainannnya atau lainnya harus mengondisikan bahwa orang tersebut dapat kembali normal dan tidak kembali melakukan penyimpangan," ucap dia.

Secara psikologis, Soleh memandang perlu ada perlakuan yang intens dari keluarga maupun teman untuk menyadarkan mereka (LGBT) bahwa apa yang mereka menyimpang dan perlu diubah. Terapi spiritual, kata dia, juga perlu dilakukan dengan menyadarkan mereka (LGBT) bahwa tindakan itu telah menyalahi ajaran agama dan merupakan dosa besar.

"Memberitahu mereka (LGBT) bahwa itu adalah perilaku mereka adalah upnormal, maka perlu treatment oleh psikolog. Secara kesehatan, kelakuan mereka bisa merusak alat vital mereka baik depan maupun belakang, rentan kanker dan HIV," jelas dia.

)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement