REPUBLIKA.CO.ID,Setelah 150 tahun berpisah, Yaman Selatan Marxis dan Yaman Utara Konservatif bersatu sebagai Republik Yaman pada 22 Mei 1990. Presiden Yaman Utara Ali Abdullah menjadi presiden negara baru tersebut.
Dan pemimpin Partai Sosialis Yaman Selatan Ali Salem al-Baidh menjadi wakil presidennya. Pemilu pertama kali baru diadakan pada tahun 1993.
Negara yabg terletak di ujung selatan jazirah Arab itu terbagi antara Inggris dan Ottoman pada pertengahan abad ke-19. Orang-orang Turki diusir dari utara pada tahun 1918. Inggris terus mendominasi wilayah selatan sampai tahun 1967, ketika negara Marxis satu-satunya dan pertama di Arab, Republik Rakyat Yaman Selatan, didirikan.
Penyatuan Republik Yaman tidak berjalan mulus. Setahun paska bersatu negara ini dilanda krisis ekonomi yang membawanya ke jurang kehancuran. Pada tahun 1994, sebuah perang sipil terjadi antara separatis selatan dan pemerintah Yaman Utara untuk sementara membubarkan persatuan. Namun kemudian kembali diadakan pemilu kembali pada tahun 1997.