REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, Iran harus segera menghentikan dukungan finansial dan militer untuk teroris dan milisi. Hal tersebut disampaikannya ketika menggelar pertemuan dengan Presiden Israel Reuven Rivlin di Yerusalem, Senin (22/5).
Dalam pertemuan tersebut, Trump juga menekankan, Teheran tidak akan diizinkan untuk memiliki senjata atom atau nuklir. Gagasan tersebut, kata Trump, disepakati pula oleh Israel.
“Yang terpenting, AS dan Israel dapat menyatakan dengan satu suara bahwa Iran tidak akan diizinkan untuk memiliki senjata nuklir, tidak akan pernah. Mereka juga harus menghentikan dana, pelatihan, dan pembinaan teroris dan milisi yang mematikan dan harus segera dihentikan,” tutur Trump seperti dilaporkan laman The Independent.
AS sebelumnya memang telah mencap Iran sebagai negara sponsor terorisme. Iran, menurut AS, bertanggung jawab terhadap perang sipil di Suriah, pemberontakan Houthi dalam perang sipil Yaman, serta gerakan Hizbullah di Lebanon. Iran secara tidak langsung dianggap sebagai pihak yang berkontribusi terhadap kekacauan di Timur Tengah.
Baca juga, Israel Serang Gudang Senjata Iran di Damaskus.
Ketika berada di Riyadh, Arab Saudi, untuk menghadiri KTT Arab-Islam-Amerika, Trump mengaku sangat terdorong oleh percakapannya dengan para pemimpin dunia Islam. Mereka, kata Trump, sangat berhasrat untuk mengakhiri konflik di Timur Tengah serta memerangi terorisme.
“Banyak yang menyatakan tekad mereka untuk membantu mengakhiri terorisme dan penyebaran radikalisme. Banyak negara Muslim telah mengambil langkah untuk memulai dan menindaklanjuti komitmen ini,”ucapnya.
Trump juga mengklaim bahwa negara-negara Arab memiliki kecemasan yang sama yang ditimbulkan oleh Iran. “Ada kesadaran yang berkembang di antara tetangga Arab bahwa mereka memiliki penyebab bersama dengan Anda dalam ancaman yang ditimbulkan Iran,” katanya.