REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada masa sekarang, masyarakat dekat dengan gaya hidup hedonisme yang terlalu menuruti nafsu. Termasuk dalam pola makan yang tidak sehat dan kurang olahraga.
Hal ini merupakan faktor utama yang mengakibatkan terganggunya berbagai proses penting dalam sel tubuh. Akibatnya, muncul penyakit-penyakit modern seperti obesitas, pengerasan arteri, hipertensi, pembekuan otak, kanker hingga lainnya.
Kondisi ini diperparah dengan banyaknya racun di sekitar kita. Mulai dari polusi udara, hingga beragam bahan kimia yang penggunaannya tidak sesuai atau berlebihan.
Tubuh manusia sebenarnya punya mekanisme pertahanan untuk mengeluarkan racun. Liver jadi sistem utama dalam tubuh untuk membasmi racun. Ia membersihkan segala macam racun yang masuk dan membuangnya melalui sistem ekskresi.
Namun nyatanya, kadang liver pun melemah seiring usia maupun karena penyakit. Dalam buku 'Terapi Puasa' karya Dr. Abdul Jawwad Ash-Shawi, racun-racun yang lolos dari liver biasanya terserap lagi ke dalam tubuh dan diam dalam jaringan lemak.
"Saat berpuasa, tubuh menggiring lemak menuju liver sehingga racun-racun yang ada di dalamnya bisa kembali terpisah, untuk kemudian dibuang," katanya. Saat puasa, sel tubuh berada pada tingkat kemampuan tertinggi untuk melakukan tugas.
Kesempatan untuk membuang racun dari dalam tubuh pun jadi lebih besar. Seorang dokter mengatakan, semua orang butuh puasa karena kita tidak tahu seberapa banyak racun yang terakumulasi dalam tubuh kita.
Inilah sebab mengapa orang yang berpuasa jadi merasa lebih fit atau bugar. Pasalnya, proses pembuangan racun, atau dikenal sebagai detoksifikasi benar-benar dilakukan tubuh saat berpuasa.