Selasa 23 May 2017 16:50 WIB

Kurun Waktu Empat Bulan, Ada 37 Pengidap Baru HIV di Sukabumi

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Hazliansyah
Statistik HIV AIDS di Indonesia
Statistik HIV AIDS di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Jumlah kasus baru HIV di Kabupaten Sukabumi mencapai sebanyak 37 orang. Data tersebut berdasarkan catatan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) sejak Januari hingga April 2017 lalu.

"Pengidap HIV baru yang ditemukan layanan Kabupaten Sukabumi mencapai 37 orang," ujar Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sukabumi Asep Suherman kepada Republika.co.id Selasa (23/5). Jumlah tersebut berdasarkan catatan warga yang mendapatkan penanganan dan layanan kesehatan di Sukabumi.

Sementara itu kata Asep, berdasarkan data lembaga penelitian sosial dan agama (Lensa) Sukabumi jumlah kasus HIV baru di kurun waktu Januari-April jauh lebih banyak, yakni 72 kasus. Data tersebut didasarkan pada semua warga Sukabumi yang mendapatkan layanan kesehatan di Sukabumi dan daerah lain.

Kasus HIV-AIDS baru ini terang dia didominasi dari kalangan lelaki suka lelaki (LSL) atau gay dan ibu rumah tangga (IRT). Penyebaran HIV dilakukan melalui hubungan seks. Sementara sebagian kasus lainnya disebarkan melalui penggunaan narkoba suntik.

Untuk menghadapi penyebaran kasus HIV tersebut, KPA telah melakukan sejumlah langkah. Di antaranya dengan membentuk sejumlah komunitas peduli AIDS seperi warga peduli AIDS, pelajar peduli AIDS, ustaz peduli AIDS, media peduli AIDS, dan pekerja peduli AIDS.

Asep mengatakan, KPA mempunyai tiga target dalam upaya penanganan HIV. Ketiga hal itu yakni tidak ada lagi infeksi kasus baru HIV, tidak ada lagi stigma buruk kepada ODHA (orang dengan HIV AIDS -red), dan tidak ada lagi kematian akibat AIDS.

Bupati Sukabumi Marwan Hamami meminta semua pihak harus membantu upaya kampanye pencegahan penyebaran HIV-AIDS.

"Diperlukan komitmen dan sinergi antara pihak-pihak yang terkait," kata dia. Hal ini ujar dia diperlukan agar pencegahan penyebaran HIV-AIDS bisa dilakukan secara maksimal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement