Selasa 23 May 2017 21:04 WIB

Gerakan 100 Smart City Dicanangkan di Makassar

Salah satu sudut Kota Makassar.
Foto: Antara
Salah satu sudut Kota Makassar.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kota Makassar terpilih menjadi menjadi tuan rumah Indonesia Smart City Summit 2017 yang dirangkaikan dengan penandatanganan MoU mendukung Gerakan Menuju 100 Smart City oleh 25 Kepala Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia bertempat di Four Point by Sheraton Hotel, Senin (22/5).

Keputusan ini dinilai tepat, mengingat secara posisi Makassar terletak di tengah-tengah Indonesia. Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan Pomanto dalam sambutannya di hadapan Ditjen Aplikasi Informasi Kementerian Komunikasi dan Informasi, Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kementrian Dalam Negeri, Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, Ditjen Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas, serta seluruh kepala daerah se-Indonesia, mengapresiasi keputusan ini.

“Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan sebagai tuan rumah pencanangan ini. Makassar adalah kota yang jika kita analogikan sebagai tubuh manusia, dia persis di pusarnya Indonesia. Kalau pun salah paling tidak ke bawah sedikit," kata Danny dalam rilisnya, Selasa (23/5).

Danny menyampaikan posisi sebuah daerah sangat penting. Posisi ini banyak memberi peluang menarik, baik dalam bisnis maupun dalam mencanangkan kebaikan-kebaikan untuk Indonesia. Menurutnya, ada dua ciri perubahan nyata di bumi ini, yakni perubahan iklim dan kecepatan.

Perubahan iklim adalah hal nyata yang terjadi terus menerus, sehingga sangat berbahaya jika orang-orang yang menempatinya tidak tanggap terhadap perubahan tersebut. Sedangkan perubahan kecepatan terjadi ketika setiap orang berlomba berlomba melawan masalah.

"Kadang-kadang masalah lebih cepat dari solusinya, pemerintah daerah terus berpikir bagaimana menemukan solusinya, sehingga ditemukanlah program smart city," jelasnya.

Pemerintah Kota Makassar memiliki model smart city yang sedikit berbeda. Jika umumnya smart city adalah hardware, maka di Makassar juga membutuhkan heartware yang akan menjadi pembeda. Di sinilah kemudian muncul istilah sombere and smart city.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement