REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Theresa May, pada Selasa (23/5), mengumumkan bahwa ancaman teror di negaranya telah ditingkatkan ke level kritis atau tingkat tertinggi. Pengumuman tersebut dilakukan setelah terjadi serangan bom di Manchester Arena, Inggris, pada Senin (22/5) malam.
May mengatakan saat ini penyelidikan terhadap pelaku pemboman masih terus berlangsung. Kepolisian Manchester sendiri telah mengidentifikasi identitas pelaku, yakni Salman Abedi, lelaki berusia 22 tahun. Ia merupakan warga negara Inggris keturunan Libya.
Adapun penyelidikan dilakukan untuk menyingkap apakah Abedi melancarkan aksi bom bunuh diri atas inisiatif sendiri atau bekerja sama dengan jaringan teroris. "Kita tidak dapat mengabaikan kemungkinan bahwa ada kelompok individu yang lebih luas terkait dengan serangan ini," ucap May, seperti dilaporkan laman NBC News.
Oleh sebab itu, May, berdasarkan usulan dari pusat analisis terorisme gabungan Inggris, meningkatkan status ancaman teror di negaranya. "Sekarang telah disimpulkan berdasarkan penyelidikan hari ini bahwa tingkat ancaman harus ditingkatkan dari sebelumnya parah, menjadi kritis," ujarnya.
Keputusan May tersebut menandai untuk pertama kalinya Inggris meningkatkan status ancaman teror ke level tertinggi dalam satu dekade terakhir. Terkahir kali Inggris menerapkan status kritis akibat ancaman teror adalah pada 30 Juni hingga 4 Juli 2007 lalu.
Dengan diubahnya status menjadi kritis, May mengatakan jumlah personel kepolisian yang dikerahkan untuk menjaga keamanan juga akan diperbanyak. Hal tersebut dilakukan guna memastikan warga Inggris tetap dalam kondisi aman dan terlindungi.
Selain kepolisian, Inggris juga akan menerjunkan personel militer. Anggota militer nantinya akan ditugaskan untuk menjaga tempat-tempat penting, termasuk perhelatan acara tertentu, seperti olahraga dan konser musik.
Walaupun mengerahkan aparat keamanan secara maksimal, May mengimbau warga Inggris untuk tetap siaga dan waspada. Ia pun menegaskan bahwa Inggris akan selalu menentang berbagai aksi teror. "Sementara kami meratapi korban serangan mengerikan semalam, kami berdiri menentang," ujarnya.
Serangan bom di Manchester Arena telah mengakibatkan 22 orang tewas dan 59 lainnya luka-luka.