REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sam Allardyce menyatakan mundur dari kursi pelatih Crystal Palace, lima bulan setelah diangkat untuk menyelamatkan tim London itu dari degradasi. Mantan pelatih timnas Inggris itu berhasil menunaikan tugasnya namun kemudian memutuskan berhenti, bukan hanya di Palace, melainkan juga dari manajemen sepak bola secara keseluruhan.

Allardyce, 62 tahun, mengganti Alan Pardew yang dipecat pada bulan Desember, saat klub berada di urutan ke-17 hanya satu poin di atas zona degradasi. Dia telah menandatangani kontrak dua setengah tahun.

"Merupakan suatu kehormatan untuk bekerja di sini selama lima bulan terakhir.Tetapi tiba saatnya Anda harus mengambil alih ke arah yang Anda inginkan dan itu adalah bagian yang sederhana bagi saya," kata Allardyce dalam sebuah pernyataan dikutip Reuters, Rabu (24/5).

Allardyce mengatakan, ini adalah saat yang tepat baginya. Ia menegaskan tidak memiliki ambisi untuk melakukan pekerjaan lain. Ia hanya ingin bisa menikmati semua hal yang benar-benar tidak dapat dilakukan dengan tuntutan 24 jam sehari, tujuh hari sepekan dalam mengelola klub sepak bola manapun, terlebih klub di Liga Primer.

Mantan pelatih Bolton Wanderers, Newcastle United, Blackburn Rovers, West Ham United, dan Sunderland mengambil alih posisi di Palace karena kehilangan pekerjaannya sebagai manajer Inggris pada September lalu. Ini setelah sebuah koran Inggris menguak keterkaitannya dengan praktik kotor transfer pemain.

Allardyce meneguhkan reputasi sebagai juru selamat tim-tim dari jeratan degradasi. Tak ada tim yang terkena degradasi saat dipegangnya. Pada akhir musim 2016/2017, Palace finis di urutan ke-14 dengan nilai 41, berselisih tujuh angka dari Hull City yang berada di batas atas zona degradasi.

Ikuti Whatsapp Channel Republika