REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jamaika, sebuah negara pulau di Amerika Utara ini menjadi rumah bagi lebih dari 5.400 Muslimin. Jumlah mereka minoritas, hanya sekitar 0,2 persen dari total populasi negara seluas 10.991 kilometer persegi tersebut.
Tapi, Islam mulai disadari sebagai agama awal nenek moyang saat kali pertama menginjak tanah Jamaika. Alhasil, perkembangan Islam mulai meningkat. Organisasi Muslim dan masjid banyak berdiri di negara Bauksit tersebut.
Menurut laman Carribean Muslim, Islam pertama kali datang ke Jamaika dibawa oleh bangsa Afrika Barat, terutama dari kawasan Gold Coast, yaitu Ghana, Nigeria, Mali, Benin, dan Togo. Mereka merupakan para budak yang diperjualbelikan.
Menggunakan kapal, para budak Afrika tersebut dijual ke Jamaika. Beberapa budak Muslimin, terutama keturunan Afrika Mandinka, Fula, Susu, Ashanti, dan Hausa tetap mempertahankan agama mereka saat tiba di negara karibia tersebut.
“Mereka tak henti-hentinya berusaha untuk mempertahankan praktik-praktik Islam dalam kerahasiaan, sambil bekerja sebagai budak di perkebunan di Jamaika,” tulis web tersebut.
Namun, seiring berjalannya waktu, sebagian besar budak-budak Muslim asal Afrika itu mulai kehilangan identitas mereka. Hidup dikalangan keberagaman etnis membuat mereka terbawa agama para majikan mayoritas Nasrani. Sebagian mereka juga dipaksa, sebagian lain kehilangan keimanan saat dibebaskan statusnya sebagai budak oleh sang majikan.
Pada 1845 hingga 1917, datang imigran dari India ke Jamika. Sebanyak 16 persen dari 37 ribu imigran tersebut beragama Islam. Sesepuh mereka, Muhammad Khan, datang pada 1917 di usia 151 tahun. Putranya, Naim Khan, kemudian membangun Masjid Ar Rahman di Kota Spanyol pada 1957.
Sejak itu, para imigran lain pun mulai mendirikan masjid di penjuru Jamaika. Muhammad Golaub yang datang menjadi imigran bersama ayahnya di usia tujuh tahun kemudian mendirikan Masjid Hussein di Westmoreland. Sejak 1960, Muslimin bertahap meletakkan dasar delapan masjid lain. Hingga kini, masjid pun tersebar di seluruh penjuru negeri.
Para imigran India ini kemudian membentuk komunitas Muslim. Merekalah yang mendominasi Muslimin di Jamaika. Adapun keturunan Afrika yang sebetulnya pembawa Islam awal, jauh sebelum bangsa India, mulai mengetahui identitas mereka.
Bahkan, dalam sejarah Jamaika, Muslimin mengambil peran besar dalam melawan tirani. Tapi, tentu saja hal tersebut tak dikabarkan dalam sejarah yang diajarkan di sekolah-sekolah.