REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Karim Yunis, tahanan Palestina dengan masa hukuman terlama di penjara Israel, satu dari 1.500 tahanan yang melakukan mogok makan, mengeluarkan pernyataan, Selasa (23/5). Pernyataan tersebut disampaikan melalui pengacara oleh saudara laki-laki Yunis.
Berikut ini pernyataan yang dibuat Karim Yunus.
Kepada rakyat kami,
Saya berbicara kepada anda dari balik penjara, tepat di hari ke-37 perlawanan kami demi “kemerdekaan dan martabat,” untuk menyampaikan kepada anda bahwa tubuh kami mungkin melemah dan tak dapat bergerak, namun ruh kami menembus langit, dan walaupun begitu banyak dan kuatnya penentangan, kami bertekad untuk terus melanjutkan hingga meraih memenangan, bukan untuk kami, tapi untuk rakyat kami.
Melalui beberapa pertemuan, otoritas penjara dan keamanan meminta kami untuk menangguhkan pemogokan dan berdiskusi mengenai tuntuan kami, namun kami menolak pendekatan seperti ini.
Kami bertekad untuk menyelasaikan misi ini secara maksimal. Ini bukanlah sekedar perlawanan dan tuntutan para tahanan, melainkan perlawanan rakyat dan martabat mereka.
Bukan rahasia lagi, bahwa lemah dan lelah telah mendera tubuh kami, tapi niat dan tekad telah tumbuh dan jauh lebih kuat dari tubuh kami.
Di hari ke-37, kami meyakinkan anda bahwa kami tidak akan mundur di hadapan eskalasi dan arogansi penjajah. Di hari-hati kedepan, kami akan meningkatkan langkah perjuangan kami, hingga pada tahap dimana kami tidak lagi mengonsumsi air garam.
Ini memerlukan peningkatan yang sejalan dengan rakyat dan para pendukung kami untuk terus melakukan perlawanan di manapun.
Otoritas pendudukan dan para sipir penjara telah menahan tubuh kami, tapi tubuh kami tetap menentang dan bebas.
Kami tidak akan mundur, tidak akan mundur, tidak akan mundur.
Entah kemenangan ataukah kematian yang akan kami dapatkan
Karim Yunis
Dari sel isolasi, penjara Ramle Ayalon, 23 Mei 2017