Dakwah Ramadhan Diharapkan Perkuat Nasionalisme

Red: Agus Yulianto

Kamis 25 May 2017 09:15 WIB

Puluhan pemuda melakukan pengajian Ramadhan (Ilustrasi) Foto: Republika/Aditya Pradana Putra Puluhan pemuda melakukan pengajian Ramadhan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Sulawesi Tengah, menghimbau kepada seluruh mubaligh atau penceramah selama bulan Ramadhan 1438 H, untuk tidak menyampaikan dakwah yang berbau suku, agama, ras dan antar-golongan (sara) yang dapat memecah-belah kerukunan umat.

"Mubaligh atau penceramah memiliki kewajiban menyampaikan dakwah yang ramah dan santun, membina umat untuk memperkuat nasionalisme," Ketua MUI Kota Palu Prof Zainal Abidin MAg yang dihubungi di Kota Palu, Rabu (24/5).

Zainal berharap, tidak ada dakwah yang berbau provakasi, berbau adu domba yang hanya akan merusak mental masyarakat serta berdampak pada runtuhnya harmonisasi antarsesama manusia dan pemeluk agama. MUI, kata Zainal, mengajak kepada semua mubaligh Kota Palu dan Sulawesi Tengah untuk bersama-sama membina masyarakat demi memuwujudkan kualitas keberagamaan yang lebih baik.

Karena itu, kata dia, perlu ada kesamaan pandangan dan penyatuan visi dalam gerakan membina umat yang disajikan dengan penyampaikan dakwah Islam bersifat mendidik serta mengembangkan pengetahuan umat Islam.