Kamis 25 May 2017 09:40 WIB

Dicokok Aparat, Oknum Guru di Jayapura Cabuli Murid

pelecehan seksual (ilustrasi)
pelecehan seksual (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Jangan meniru perbuatan oknum guru berinisial HA (49 tahun) ini. Oknum guru di salah satu sekolah dasar (SD) di Distrik Abepura, Kota Jayapura, Provinsi Papua, yang harusnya menjadi tauladan itu dilaporkan ke pihak berwajib karena diduga telah mencabuli muridnya.

Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Papua Kombes Pol AM Kamal di Kota Jayapura mengatakan, oknum guru tersebut dilaporkan ke polisi karena melakukan perbuatan yang tidak terpuji itu sebanyak dua kali dalam kurun waktu lima hari terakhir.

"Kasus ini bisa diketahui, setelah orang tua korban melaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian terpadu (SPKT) Polres Jayapura Kota pada Selasa (23/5) pagi, bahwa anaknya yang menjadi murid di salah satu SD di Abepura telah dicabuli oleh oknum gurunya," katanya.

Kamal mengatakan, peristiwa itu berawal dari korban yang berumur 11 tahun masuk ke kamar mandi sekolah untuk buang air kecil. Kemudian, oknum guru HA ikut masuk dan mengunci kamar mandi. Oknum guru itu pun langsung menutup mulut korban dan melalukan aksi bejatnya.

"Jadi, saat melakukan aksinya, oknum guru ini menutup mulut korban, yang sebelumnya melucuti pakaiannya. Korban sempat berteriak, tapi mulutnya ditutupi," katanya.

Lebih lanjut Kamal mengemukakan bahwa seorang guru lainya sempat mendatangi kamar mandi tersebut yang hendak buang hajat, namun oknum guru HA mengaku berada di dalam kamar mandi untuk membersihkan kamar mandi. Sehingga, guru lainnya itu tidak jadi menggunakan kamar mandi.

Namun, merka curiga karena korban keluar dari kamar mandi yang sama kemudian ditanyai sedang apa di kamar mandi. "Korban sempat menolak menceritakan, tetapi setelah didesak, akhirnya mengungkapkan perbuatan tidak senonoh guru HA yang telah lakukan sebanyak dua kali dalam sepekan terakhir ini," katanya.

Setelah mendengarkan pengakuan korban, guru tersebut langsung menghubungi orang tua korban yang selanjutnya melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Jayapura Kota.

"Tindakan kepolisian yang dilakukan adalah menerima laporan, membuat laporan polisi, meminta keterangan saksi, lalu membawa korban ke rumah sakit guna visum, serta menangkap pelaku dan melakukan penyidikan," katanya. Kasus pencabulan anak di bawah umur ini sementara dalam penanganan Unit PPA Polres Jayapura Kota.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement