Kamis 25 May 2017 11:15 WIB

Usai Ledakan, Gelandangan Ini Disambut Bak Pahlawan

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Polisi bersenjata lengkap mengamankan lokasi Manchester Arena setelah laporan ledakan di lokasi pertunjukan  Ariana Grande di Manchester, Inggris, Selasa (23/5) dini hari
Foto: Peter Byrne/PA via AP
Polisi bersenjata lengkap mengamankan lokasi Manchester Arena setelah laporan ledakan di lokasi pertunjukan Ariana Grande di Manchester, Inggris, Selasa (23/5) dini hari

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bagi Chris Parker (33 tahun) area masuk Manchester Arena adalah tempat yang cukup strategis untuk mengemis. Sementara bagi Stephen Jones (35), tempat itu cocok dijadikan sebagai tempat untuk tidur karena ia tidak memiliki tempat tinggal.

Namun kini kedua pria tunawisma itu dipuji sebagai pahlawan karena telah membantu korban pengeboman di Manchester Arena. Parker dan Jones mendapat banyak pujian di media sosial atas keberanian mereka dan tidak mementingkan diri sendiri.

Parker sedang mengemis saat bom meledak, namun kekuatan ledakan yang menjatuhkannya ke lantai tidak membuatnya panik. Alih-alih menyelamatkan diri, Parker justru memilih untuk membantu korban. Ia menghibur seorang gadis yang kehilangan kakinya, membungkusnya dengan kaus, dan memeluk wanita sekarat itu di pelukannya.

"Saya membungkusnya dengan salah satu kaos barang dagangan, dan saya berkata, 'Di mana ibu dan ayahmu?' Dia berkata, 'Ayah saya sedang bekerja, ibu saya ada di atas sana,'" ungkap dia.

Dia juga mengatakan, dia telah mencoba membantu seorang wanita tua yang menderita luka di kepala dan kaki. Naas, wanita itu meninggal dunia di dalam pelukannya. "Dia berusia 60-an, dan dia bersama keluarganya. Saya belum bisa berhenti menangis," ujar Parker.

Baca juga,  Macron dan Theresa May akan Bahas Serangan Manchester.

Sementara Jones mengatakan, ia membantu membersihkan paku-paku dari lengan dan wajah anak-anak yang menjadi korban. "Hanya karena saya tunawisma, bukan berarti saya tidak punya hati, atau saya bukan manusia biasa. Saya juga ingin seseorang akan datang dan membantu saya jika saya memerlukan bantuan," katanya kepada ITV News, dikutip New York Times.

"Mereka anak-anak. Banyak anak-anak dengan darah di sekujur tubuh mereka, menangis dan menjerit," tambah dia.

Setelah aksi kepahlawanannya diketahui orang banyak, sebuah penggalangan dana daring dilakukan untuk membantu Parker. Menjelang sore pada Rabu (24/5) penggalangan dana itu telah menghasilkan 30 ribu poundsterling atau hampir 40 ribu dolar AS. Penggalangan dana lainnya untuk Jones juga dilakukan di situs JustGiving.

Tragedi tersebut juga ternyata membantu menyelesaikan masalah keretakan keluarga Parker. Setelah mendengar apa yang telah dilakukan Parker, ibunya memutuskan untuk mengulurkan tangan.

"Ini anak saya dan saya sangat ingin berhubungan dengannya. Kami sudah lama berpisah dan saya tidak tahu dia sekarang seorang tunawisma. Saya sangat bangga padanya, dan saya pikir dia mungkin membutuhkan saya sekarang juga," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement