Kamis 25 May 2017 11:28 WIB

Polisi Libya Tangkap Keluarga Pelaku Bom Manchester

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas polisi berkumpul usai ledakan di Manchester Arena tempat penyanyi Ariana Grande sebelumnya menggelar konser, Selasa (23/5).
Foto: AP
Petugas polisi berkumpul usai ledakan di Manchester Arena tempat penyanyi Ariana Grande sebelumnya menggelar konser, Selasa (23/5).

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Pelaku pengeboman Manchester, Salman Abedi, tampaknya bukan satu-satunya anggota keluarga yang memiliki pandangan ekstremis. Polisi Libya dilaporkan telah menahan ayah dan dua saudara laki-lakinya yang diduga memiliki kaitan dengan jaringan kelompok teroris.

Ayah dari Salman, Ramadan Abedi, ditangkap di Tripoli pada Rabu (24/5). Juru bicara keamanan Libya mengatakan saudara laki-laki Salman yang bernama Ismail Abedi, telah terlebih dahulu ditangkap pada Selasa (23/5).

Sementara seorang saudara laki-laki lainnya yang bernama Hashim Abedi, juga ditangkap setelahnya di Tripoli pada Rabu (24/5) malam oleh pasukan kontra-terorisme Libya. Hashim dicurigai memiliki hubungan dengan ISIS dan sedang merencanakan serangan baru di ibu kota Libya itu.

Sebelumnya, seorang mantan pejabat keamanan di Libya, Abdel-Basit Haroun, mengatakan dia mengenal Ramadan Abedi secara pribadi. Ia mengakui, Abedi adalah anggota Kelompok Pertarungan Islam Libya (LIFG) pada 1990-an, yang memiliki hubungan dengan Alqaidah.

LIFG didirikan pada 1995 dan terlibat dalam upaya pembunuhan pemimpin Libya saat itu, Muamar Qaddafi, dan juga bentrokan dengan polisi Benghazi. Kelompok tersebut juga terlibat dalam kerusuhan berdarah di penjara Abu Salim dekat Benghazi pada 1996, yang menewaskan lebih dari 1.200 tahanan.

Pada 2002, seorang komandan senior LIFG, Anas al-Libi, yang juga merupakan teman pendiri Alqaidah, Usamah bin Ladin, ditahan oleh pasukan AS karena perannya dalam pengeboman 1998 di Kedutaan Besar AS di Kenya dan Tanzania. Pengeboman itu menewaskan lebih dari 200 orang

LIFG dilaporkan bekerja sama dengan Kelompok Kombatan Islam Maroko dalam merencanakan pengeboman Mei 2003 di Casablanca, Maroko yang menewaskan lebih dari 40 orang dan melukai lebih dari 100 orang. Kelompok tersebut juga terkait dengan serangan di Madrid pada 2004 yang menewaskan 194 orang .

Ramadan Abedi melarikan diri dari Tripoli pada 1993 setelah otoritas keamanan Qaddafi mengeluarkan surat perintah penangkapan dan akhirnya mencari suaka politik di Inggris. Ia pertama berimigrasi ke London sebelum menetap di daerah Whalley Range di selatan Manchester.

Wilayah tersebut dikenal sebagai rumah bagi sejumlah mantan anggota LIFG yang tinggal di pengasingan, termasuk Abd al-Baset Azzouz. Azzouz adalah ahli pembuat bom yang meninggalkan Manchester untuk menjalankan jaringan teroris di Libya timur yang diawasi oleh Ayman al-Zawahiri, pengganti Usamah bin Laden sebagai pemimpin Alqaidah.

Setelah LIFG bubar, Haroun mengatakan Ramadan saat ini menjadi anggota gerakan Salafi Jihadi, sekte Salafisme yang paling ekstrem. Ia telah kembali ke Tripoli, setelah hampir satu dekade tinggal di Manchester.

Dalam sebuah wawancara telepon dari Tripoli, Ramadan Abedi menolak mengakui anaknya terkait dengan kelompok militan atau bom bunuh diri di Manchester yang menewaskan 22 orang. Ia mengatakan, keluarganya bukan orang-orang yang akan bersedia meledakkan diri dan berada di antara orang-orang tidak bersalah.

"Kami tidak percaya pembunuhan terhadap orang tak berdosa. Ini bukan kami," kata Ramadan, dikutip Fox News.

Abedi menambahkan, dia telah berbicara dengan anaknya lima hari sebelum insiden. Anaknya mengatakan sedang bersiap untuk melakukan perjalanan dari Arab Saudi ke Libya untuk menghabiskan bulan suci Ramadhan bersama keluarga. Dia mengatakan, anaknya mengunjungi Libya satu setengah bulan yang lalu.

Baca juga, Macron dan Theresa May akan Bahas Serangan Manchester.

Dua perwira pertahanan AS mengkonfirmasi kepada Fox News bahwa Salman Abedi telah menghabiskan tiga pekan di Libya sebelum melakukan pengeboman di Manchester. Ia kembali ke Inggris beberapa hari sebelum konser Ariana Grande digelar pada Senin (22/5) di Manchester Arena.

Ibu Salman, Samia Tabbal, diyakini telah kembali ke Libya. Sebuah artikel di The Guardian menggambarkan Samia sebagai seorang wanita yang sangat baik, yang banyak mengajari anak-anak untuk membaca Alquran.

n Fira Nursya'bani

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement