Kamis 25 May 2017 13:29 WIB

Imbas Bom Kampung Melayu, BKPM: Investor Awasi Keamanan Usaha

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalangan pengusaha diyakini tetap akan wait and see sebelum merealisasikan investasi mereka di Indonesia, khususnya Jakarta. Hal ini setelah insiden bom yang terjadi Terminal Kampung Melayu pada Rabu (24/5) malam. 

Apalagi, insiden tersebut terjadi tak berselang lama setelah Indonesia memperoleh perbaikan rating investasi dari lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P), ke level layak investasi. Prestasi perbaikan iklim usaha tersebut nampaknya belum sejalan dengan stabilitas keamanan di Indonesia. 

Deputi Bidang Pengendalian Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Azhar Lubis mengaku, mau tak mau pengusaha akan terus memantau keamanan dan kenyamanan berusaha di dalam negeri. BKPM, lanjutnya, sangat menyayangkan insiden bom bunuh diri di Kampung Melayu semalam. 

Azhar berharap penegak hukum bisa mengusut tuntas kejadian tersebut dan memastikan tidak ada lagi insiden serupa di masa yang akan datang. Stabilitas keamanan, menurut Azhar, sangat ditunggu oleh para investor sebelum mereka meralisasikan investasinya di Indonesia. 

"Investor tentu akan memperhatikan. Kami percayakan kepada aparat (keamanan) lah. Namun, kami harap dunia usaha juga tetap meralisasikan komitmen investasinya. Kami harap semua sesuai rencana investasi," jelas Azhar, Kamis (25/5). 

Akhir pekan lalu, Indonesia baru saja memperoleh rating 'layak investasi'. Azhar menjelaskan, perbaikan rating yang diberikan oleh S&P melengkapi status investment grade atau layak investasi yang sebelumnya diberikan lebih dulu oleh dua lembaga pemeringkat lainnya yakni Fitch dan Moody's. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement