Kamis 25 May 2017 16:59 WIB

Sebelum Meninggal, Bripda Imam Ingin Sedekah Sepatu Dinas

Rep: Adrian Saputra/ Red: Andi Nur Aminah
 Anggota Kepolisian membawa peti jenazah Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata, seorang polisi yang tewas karena ledakan bom bunuh diri di Kampung Melayu saat upacara pelepasan jenazah di Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (25/5).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Anggota Kepolisian membawa peti jenazah Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata, seorang polisi yang tewas karena ledakan bom bunuh diri di Kampung Melayu saat upacara pelepasan jenazah di Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (25/5).

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN --- Secuil niat baik Bripda Imam Gilang Adinanta dikisahkan sahabat karibnya, Bayu Harjanna (28 tahun). Bayu  menceritakan komunikasi terakhirnya dengan Bribda Imam, beberapa hari sebelum temannya itu menjadi korban meninggal dalam serangan bom di terminal Kampung Melayu, Jakarta pada Rabu (24/5) malam.

Bayu menuturkan, melalui jejaring sosial temannya itu mempunyai niat menyedekahkan sepatu dinas untuknya. Bayu mengatakan, kawannya yang disapa Gilang itu juga mengatakan akan pulang kampung ke Klaten, pertengahan Ramadhan nanti. “Gilang mau kasih sepatunya ke saya, saya senang karena sepatunya bagus. Terus bilang mau pulang katanya nanti kalau Ramadhan. Dia juga minta saya temenin beli onderdil motor kalau pulang nanti,” tutur Bayu saat ditemui jelang prosesi pemakaman pada Kamis (25/5).

Bayu mengungkapkan Gilang  memang tak hanya supel bergaul. Dia juga dikenal loyal. Setiap kali pulang kampung, kata dia, putra pertama dari pasangan Sri Sarjono dan Ening Wiyarti itu sering mentraktir dan mengajak teman-temannya untuk menemani mengisi waktu libur ke lokasi-lokasi wisata.  

Bayu, temannya itu memang sejak kecil sudah bercita-cita ingin menjadi polisi. Setiap kali main bersama, kata dia, Gilang tak pernah lepas membawa pistol mainan dari bambu. Beruntung, cita-cita itu terwijud. Pada 2012 Gilang diterima sebagai anggota Polri dan ditugaskan di Jakarta. Bayu tak menyangka, kawannya sejak kecil itu menjadi salah satu korban dalam serangan bom kemarin.

Sementara itu, suasana rumah duka di Kampung Srego Kampung Srago Gede RT 005 W 007 Kelurahan Mojayan Kecamatan Klaten, Jawa Tengah penuh dengan warga dan polisi yang bersiap menyambut kedatangan Jenazah Bripda Imam Gilang. Rencananya korban akan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Gedong, Mojayan, Klaten pada pukul 16.00 WIB.

Kapolres Klaten AKBP Muhammad Darwis mengatakan dengan gugurnya Bripda Imam, Polri memberikan penghargaan dengan menaikan pangkatnya menjadi Briptu Anumerta.  “Kita sangat kehilangan putra terbaik kita, dan semua sekarang meningkatkan kewaspadaan, bersama elemen masyarakat untuk juga menciptakan kondisi Klaten agar tetap kondusif,” ungkapnya.

Serangan bom di terminal kampung Melayu menelan 15 korban, tiga di antaranya merupakan anggota polisi. Hingga saat ini polisi masih mengusut kasus tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement