Jumat 26 May 2017 14:28 WIB

Polisi Inggris Tangkap Dua Lagi Terkait Serangan Manchester

Petugas menutup jalanan sekitar Manchester Arena usai ledakan terjadi di sana saat konser Ariana Grande, Selasa (23/5).
Foto: AP
Petugas menutup jalanan sekitar Manchester Arena usai ledakan terjadi di sana saat konser Ariana Grande, Selasa (23/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Polisi Inggris menahan dua orang lagi sehubungan dengan serangan Manchester sehingga yang ditahan berjumlah delapan orang, kata polisi Manchester Raya dalam kicauan pada Kamis (25/5).

Seorang pria ditangkap menyusul penggerebekan di daerah Withington, sementara yang lain ditangkap di daerah Manchester. Seorang wanita, yang ditangkap pada Rabu di Blackley, dibebaskan tanpa tuduhan apa pun.

Pada Senin, seorang pengebom bunuh diri menewaskan setidak-tidaknya 22 orang di gedung pertunjukan di Manchester, dalam yang oleh Perdana Menteri Inggris Theresa May sebut tindakan memuakkan yang menyasar anak-anak dan remaja. Kelompok ISIS yang saat ini diusir dari wilayah di Suriah dan Irak oleh angkatan bersenjata dukungan Barat, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Pengebom bunuh diri yang menewaskan 22 orang di gedung tempat konser musik di Manchester, yang dipenuhi penonton dari kalangan anak-anak, memiliki kaitan dengan kelompok ISIS serta kemungkinan sempat mengunjungi Suriah, kata menteri dalam negeri Prancis.

Sementara itu, menteri dalam negeri Inggris mengatakan pelaku pengeboman itu kembali dari Libya baru-baru ini. Menteri Dalam Negeri Inggris Amber Rudd mengatakan si pengebom, Salman Abedi, kemungkinan tidak bekerja sendiri. Pasukan tentara telah dikerahkan ke titik-titik penting di seluruh Inggris untuk membantu mencegah serangan lebih lanjut setelah status ancaman secara resmi dinaikkan ke tingkat kritis.

Rudd juga menyatakan kemarahan terhadap para pejabat Amerika Serikat karena membocorkan penyelidikan terhadap serangan Manchester sebelum pihak berwenang Inggris siap menyampaikannya kepada masyarakat. Abedi, warga berusia 22 tahun kelahiran Inggris, meledakkan diri pada Senin malam di gedung Manchester Arena pada akhir pertunjukan penyanyi pop AS Ariana Grande. Konser Ariana itu dipenuhi oleh ribuan anak dan remaja.

Di antara para korban serangan Abedi adalah seorang bocah perempuan berusia delapan tahun, sejumlah remaja putri, seorang pria berusia 28 tahun dan satu pasangan warga Polandia yang datang untuk menjemput putri-putri mereka. Seorang sumber yang mengetahui informasi soal penyelidikan mengatakan kepada Reuters investigasi dipusatkan pada apakah Abedi menerima bantuan dalam merakit bom dan di mana perakitan dilakukan.

BBC melaporkan dinas keamanan berpikir bom itu terlalu canggih bagi Abedi untuk merakitnya sendiri. Ketika ditanya soal laporan Abedi baru-baru ini kembali dari Libya, Rudd mengatakan ia meyakini informasi itu sudah dipastikan.

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerard Collomb mengatakan para penyelidik Inggris mengatakan kepada pihak berwenang Prancis bahwa Abedi kemungkinan sempat pergi ke Suriah juga. Ketika ditanya apakah ia yakin Abedi mendapat dukungan dari suatu jaringan, Collomb mengatakan, "Itu belum diketahui, tapi mungkin. Bagaimana pun juga (ia memiliki) kaitan dengan Daesh (ISIS) yang sudah dibuktikan."

Kepolisian Inggris telah menahan tiga orang lagi di Manchester Selatan pada Rabu dalam kaitan dengan pengeboman. Satu pria, yang dilaporkan sebagai saudara Abedi, ditangkap pada Selasa. Rudd mengatakan sekitar 3.800 tentara kemungkinan dikerahkan ke jalan di Inggris, mengambil alih tugas pengamanan guna membebaskan kepolisian supaya dapat memusatkan tugas pada patroli dan penyelidikan.

Baca: Turki tidak Temukan Catatan Perjalanan Pengebom Manchester ke Suriah

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement