REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada zaman Rasulullah, hiduplah seorang sahabat bernama Zahid yang tinggal di Kota Suffah. Dia sangat sederhana, namun memiliki iman yang sangat besar kepada Allah. Hanya saja, di usianya yang hampir 40 tahun, dia masih hidup sendiri dan belum menikah.
Secara fisik, Zahid memang tidak terlalu tampan. Sedangkan secara ekonomi, kehidupannya bisa dibilang pas-pasan, bahkan sering kekurangan. Karena itulah barangkali tidak ada gadis yang mau menikah dengannya.
Suatu hari, Rasulullah bertandang ke rumah Zahid sambil mengucap salam. Mendengar yang datang utusan Allah yang mulia, Zahid pun gugup. Rasulullah pun kemudian bertanya," Wahai Zahid, aku lihat selama ini engkau tinggal seorang diri. Apakah kamu tidak ingin menikah?"
Zahid menjawab,"Ya Rasulullah, aku ini seorang laki-laki yang tidak memiliki pekerjaan yang tetap. Wajahku juga tidak tampan. Apakah masih ada wanita yang mau menikah denganku?"
Mendengar jawaban tersebut, Rasulullah lalu berkata, "Jika kamu ingin menikah, maka mudah saja." Tak lama kemudian Muhammad SAW memanggil pembantunya dan menyuruhnya membuat surat lamaran untuk Zulfah binti Said. Dia adalah seorang anak bangsawan Madinah yang sangat cantik. Banyak pria yang jatuh cinta kepadanya dan ingin menikahinya.
Zahid kemudian menerima surat tersebut dari Rasulullah. Dia lalu bertandang ke rumah Said, sang bangsawan Madinah. Saat itu kebetulan tuan rumah sedang menerima tamu. Karena itu, Zahid kemudian hanya menyerahkan surat dari Rasulullah.
"Saudaraku Said, aku membawa surat ini dari Rasulullah untukmu," ujar Zahid.
Serta-merta, Said lalu membuka surat tersebut. Alangkah terkejutnya Said karena surat tersebut berisi lamaran Rasulullah kepada Said untuk menikahkan putri kesayangannya, Zulfah, dengan Zahid. Permintaan ini sangat berat mengingat ada tradisi di Madinah, di mana kaum bangsawan akan menikahkan putrinya dengan sesama anak bangsawan.
Kini, Zahid yang adalah seorang pemuda dari kalangan rakyat biasa, hendak meminang putrinya. Sempat muncul keraguan di hatinya, apakah benar surat itu dari Rasulullah.
"Wahai Zahid, apakah benar surat yang kau bawa ini berasal dari Rasulullah," ujarnya meminta penegasan.