Jumat 26 May 2017 19:31 WIB

Zona Panas Bumi Jadi Tempat Belajar Baru di Taman Pintar Yogyakarta

Rep: Yulianingsih/ Red: Hazliansyah
Taman Pintar Yogyakarta
Foto: WisataYogya
Taman Pintar Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menjelang Ramadhan 2017, Tamanpintar yang merupakan obyek wisata edukasi di Kota Yogyakarta kembali membuka zona pembelajaran baru berupa zona panas bumi atau geothermal. Zona tersebut dibuka secara resmi oleh Direktur Panas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Yunus Saefulhak, Jumat (26/5). Zona tersebut melengkapi zona wisata edukasi lain yang sudah ada di Tamanpintar.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, zona panas bumi tersebut akan melengkapi pembelajaran tentang energi di Tamanpintar.

"Harapannya, pembelajaran terkait energi akan semakin lengkap," ujarnya.

Tamanpintar sendiri menjadi tujuan wisata para pelajar di Kota Yogyakarta. Setiap tahunnya tidak kurang 1 juta pengunjung masuk ke wisata edukasi tersebut.

Dalam sambutannya Yunus Saefulhak mengatakan, melalui zona panas bumi ini pengunjung dapat memperoleh informasi yang cukup lengkap mengenai energi geothermal. Harapannya, resistensi masyarakat terkait penggunaan energi ini semakin menurun.

"Taman Pintar merupakan tempat yang tepat untuk mengampanyekan atau memberikan informasi yang lengkap dan jelas mengenai berbagai keunggulan energi panas bumi dibanding energi fosil yang selama ini lebih dikenal masyarakat," ujarnya.

Diakuinya, melalui pembelajaran secara langsung maka pelajar bisa mengampanyekan energi tersebut ke keluarga atau lingkungannya. Karena kata dia, potensi energi geothermal di Indonesia mencapai 29.000 megawatt, namun hingga saat ini baru dimanfaatkan sekitar 1.700 megawatt atau sekitar enam persen saja.

Sesuai "roadmap" kebijakan energi, penggunaan energi geothermal ditargetkan bisa mencapai 7.200 megawatt pada 2025.

"Jumlah energi yang digunakan masih sangat kecil dibanding potensinya. Padahal energi ini merupakan energi alternatif yang sangat ramah lingkungan dan akan selalu ada asalkan kelestarian lingkungan terjaga," katanya.

Selain resistensi masyarakat karena belum memahami keunggulannya, kendala lain yang dihadapi untuk pengembangan energi geothermal adalah nilai investasi yang sangat besar. Pengeboran satu sumur membutuhkan dana sekitar tujuh juta hingga 10 juta dolar AS.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement