REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Layanan keamanan Eropa harus bersiap untuk lebih banyak serangan selama bulan suci Ramadhan ini. ISIS telah meminta pengikutnya untuk bangkit dalam sebuah perang habis-habisan melawan orang kafir di Barat pascaserangan Manchester beberapa waktu lalu.
Sabtu (27/5) besok merupakan hari pertama periode puasa dan refleksi di dunia Islam. Di mana dalam beberapa tahun terakhir juga memperlihatkan peningkatan besar dalam serangan teror Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
“Saudara Muslim di Eropa yang tidak dapat mencapai tanah negara Islam, serang mereka di rumah mereka, pasar mereka, jalan dan forum mereka,” kelompok militan mengatakan dalam sebuah pesan yang berjudul Where is the Lions of War, yang dipublikasikan di Youtube.
“Jangan membenci pekerjaan itu. Penargetan Anda atas apa yang disebut orang tak berdosa dan warga sipil dicintai oleh kami dan yang paling efektif, jadi majulah dan semoga Anda mendapatkan pahala dan kesyahidan di bulan Ramadhan,” demikian pernyataan yang ditujukan untuk membela serangan bom bunuh diri di Manchester Arena yang menyebabkan 22 orang tewas dan puluhan orang terluka, dikutip dari Telegraph.
Pada tahun lalu juru bicara ISIS Abu Mohammed al-Adnani mengeluarkan seruan untuk mempersenjatai para pengikut untuk melakukan serangan sendirian selam bulan suci tersebut. Itu merupakan Raamadhan berdarah yang pernah tercatat dalam sejarah.
Sementara itu, ISIS pernah memberikan penghargaan untuk seorang pria bersenjata, warga Afghanistan, yang melakukan penembakan paling mematikan di Amerika Serikat sepanjang sejarah dan merupakan terorisme terburuk di tanah AS sejak 9/11. Tembakan mematikan itu dilakukan pada 12 Juni pagi hari waktu setempat di sebuah klub malam gay di Orlando. Serangan itu menewaskan 49 orang dan melukai 53 lainnya.