REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Minat Cina terhadap produk turunan kelapa asal Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), terutama tepung kelapa, semakin membesar. Permintaan pembelian produk tersebut terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu dari negara Tirai Bambu tersebut.
"Akhir April 2017, tepung kelapa yang diekspor ke Cina sebanyak 75 ton dan mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar 135.950 dolar Amerika Serikat (AS)," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulut Darwin Muksin di Manado, Jumat.
Darwin mengatakan permintaan tepung kelapa dari Cina semakin tinggi karena produk pangan tersebut cukup disukai masyarakat. Apalagi, dalam beberapa bulan terakhir ini kunjungan wisatawan mancanegara dari Cina cukup tinggi.
"Yang pasti,wisman ini juga mencicipi makanan dari produk turunan kelapa dan makin meminatinya," kata Darwin.
Ke depan, pemerintah akan terus memfasilitasi dan mencarikan pasar baru untuk sejumlah produk turunan kelapa Sulut.
Di lain sisi, pengekspor harus mempertahankan kualitas dan kuantitas produk sehingga mampu menembus semua pasar internasional.
"Jika produk unggulan Sulut laku di pasar internasional, maka pendapatan devisa bagi negara juga akan meningkat," jelas Darwin.
Selain tepung kelapa, Darwin mengungkapkan Sulut juga mengekspor turunan pala serta hasil laut dan perikanan.