Sabtu 27 May 2017 17:15 WIB

Peradaban Islam dan Kemahiran Membuat Gelas

Seni Gelas peradaban Islam
Foto: blogcdn.com
Seni Gelas peradaban Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seni membuat gelas merupakan salah satu pencapaian yang pernah ditorehkan peradaban Islam di era keemasan. Jauh sebelum Islam ada, industri gelas telah dikembangkan peradaban Mesir, Mesopotamia dan Suriah. Namun,  pada era kejayaan Islam, industri gelas tumbuh pesat di sejumlah kota Muslim.

Menurut Ahmad Y al-Hassan dan Donald R Hill dalam bukunya bertajuk Islamic Technology: An Illustrated History, pada era kekhalifahan, industri gelas tak hanya tumbuh subur  di sentra-sentra produksi peninggalan peradaban lama. Sentra industri gelas juga bermunculan di sejumlah kota Muslim lainnya.

''Temuan gelas peninggalan  Muslim yang kini tersebar di berbagai Museum di dunia mencerminkan  karakter gelas yang unik dari tiap pusat pembuatan,'' papar al-Hassan dan Hill. Salah satu gelas berkualitas tinggi yang sangat masyhur pada abad ke-9 M dibuat di kota Samarra – sekarang Irak.

Namun, papar al-Hassan, Samarra bukanlah satu-satunya kota penghasil gelas berkualitas tinggi di wilayah Irak. Di kawasan itu juga terdapat sentra produksi gelas terkemuka seperti Mosul, Najat dan Baghdad. ''Di Suriah, gelas dari Damaskus terkenal sepanjang sejarah Islam, meski terdapat pusat-pusat pabrikasi lain di Aleppo, Raqqa, Armanaz, Tyre, Sidon, Acre, Hebron dan Rasafa,'' ungkap al-Hassan.

Di kawasan Mesir juga bermunculan pabrik gelas, seperti di Iskandariah dan Kairo. Wilayah lainnya yang dikuasai Islam yang terkenal sebagai produsen gelas adalah Persia, Spanyol dan Afrika.  Menurut al-Hassan, gelas buatan Suriah tetap menjadi primadona, sampai berkembangnya industri gelas di Venesia pada abad ke-13 M.

Berkembangnya industri gelas di dunia Barat tak lepas dari pengaruh dari dunia Islam. Menurut al-Hassan dan Hill, peradaban Barat melakukan transfer teknologi pembuatan gelas dari dunia Islam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement