REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN – Kebutuhan terhadap sarana akomodasi pariwisata di Sleman semakin meningkat, terutama penginapan. Di sisi lain, moratorium hotel di kabupaten setempat telah dikeluarkan dan akan berlaku sampai 2021. Sebagai alternatif, Pemkab Sleman berencana menggenjot pertambahan jumlah homestay untuk memenuhi kebutuhan akomodasi pariwisata.
“Untuk memenuhi akomodasi wisatawan, saat ini kami sedang mengembangkan homestay di desa-desa wisata,” kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman Sudarningsih, Ahad (28/5). Menurutnya sekarang Sleman telah memiliki 300-an unit homestay yang tersebar di berbagai desa wisata. Salah satunya di Desa Wisata Pentingsari dengan 50 unit homestay.
Hal ini tentu akan mendukung pencapaian target pariwisata nasional, yakni 20 juta wisatawan pada 2020. Selain itu, Dispar juga akan menyelenggarakan kegiatan Travel Dialog dengan para pelajar. Kegiatan tersebut diarahkan para pelajar mau berkegiatan dan berwisata ke desa wisata setempat.
“Belum lama ini sudah ada 200 sampai 300 pelajar yang ingin belajar di desa wisata,” kata perempuan yang akrab disapa Ning itu menjelaskan. Menurutnya, di desa wisata para pelajar bisa belajar mengenai budaya dan keseharian masyarakat desa.
Ning mengemukakan, Sleman sudah memiliki 31 desa wisata yang tersebar di 17 kecamatan. Seluruh desa wisata tersebut menyuguhkan berbagai pilihan pariwisata yang beragam. Mulai dari agrowisata, budaya, hingga pesona alam.
Ning menyampaikan, peningkatan kunjungan ke desa wisata akan berdampak baik bagi distribusi pendapatan masyarakat. Pasalnya desa wisata memiliki potensi ekonomi yang cukup besar. Bahkan tahun lalu Pentingsari mampu mencetak transaksi senilai Rp 2 miliar.