REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah pertumbuhan properti yang stagnan, Bank Syariah Mandiri (BSM) tetap agresif melakukan kerja sama dengan developer untuk menggenjot pertumbuhan bisnis pembiayaan perumahan. Dalam hal ini BSM membidik pertumbuhan 13 persen, karena potensi pembiayaan rumah cukup besar terutama di kalangan masyarakat menengah.
"Kondisi ekonomi dunia dan Indonesia memang belum kondusif, namun masyarakat menengan butuh rumah dan ini tidak bisa ditahan. Sedangkan masyarakat kalangan atas masih cenderung wait and see," ujar Senior Executive Vice President Retail Banking BSM Niken Andonowarih akhir pekan lalu.
Niken menjelaskan, dari tahun ke tahun pertumbuhan BSM Griya cukup agresif mulai kuartal II sampai kuartal III di 2016 lalu. Bahkan pertumbuhan paling tinggi terjadi pada kuartal IV/2016. Menurutnya, Pembiayaan Griya menjadi backbone dalam pembiayaan konsumer.
BSM mencatat telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 50,78 triliun per kuartal I/2017 atau tumbuh sebesar 9,14 persen (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 55,42 triliun. Adapun outstanding pembiayaan Griya per Maret 2017 Rp 9,27 triliun dengan jumlah nasabah mencapai 44 ribu.
Per Februari 2017, BSM telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 53,55 triliun, tumbuh 6,82 persen dari periode yang sama tahun lalu dengan total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 70,57 triliun, meningkat 11,37 persen dari Februari 2016. Adapun untuk Pembiayaan Griya, nilai outstanding per Februari 2017 sebesar Rp 9,26 triliun dengan jumlah nasabah mencapai 44.136.
"Pencairan rata-rata Maret 2017 sebesar Rp 700 miliar mayoritas di Jabodetabek, sedangkan portofolionya kecil yakni sekitar 1 persen (yoy) karena angsuran ada pokok dana margin, tetapi sebagian menjadi turun karena ada pencairan dana nasabah eksisting," kata Niken.
Salah satu strategi untuk meningkatkan portofolio tersebut adalah bekerja sama dengan developer atau pengembang perumahan skala besar. Beberapa waktu lalu, BSM telah menandtangani perjanjian kerja sama dengan PT Jaya Real Property.
Isi perjanjian tersebut mencakup pemasaran serta fasiltias pembiayaan BSM Griya untuk konsumen perorangan yang akan membeli rumah di proyek perumahan Bintaro Jaya dan Graha Raya. Niken mengatakan BSM telah menerima sekitar 50 aplikasi pembelian rumah tapak yang dikembangkan PT Jaya Real Property pad Maret 2017.
Sebanyak 50 aplikasi tersebut rata-rata merupakan aplikasi pembelian rumah seharga Rp 400 juta atau menyasar segmen menengah yang pembiayaannya dilakukan melalui BSM Griya. Niken menambahkan, BSM membidik porsi pembiayaan sekitar 5 hingga 10 persen atas properti milik Jaya Real Property.