Ahad 28 May 2017 22:00 WIB

Kemenpupera Minta Daerah Kendalikan Pasar Tumpah

Rep: Frederikus Bata/ Red: Dwi Murdaningsih
Suasana sejumlah kendaraan memadati ruas jalur lalu lintas di kawasan Pasar Tumpah, Rancaekek, Kab. Bandung, Jabar, Selasa (14/8). Pemudik yang menuju Garut sebaiknya mewaspadai kemacetan di sepanjang Jalan Raya Rancaekek, yang diakibatkan pasar tumpah dan
Foto: Dok Republika
Suasana sejumlah kendaraan memadati ruas jalur lalu lintas di kawasan Pasar Tumpah, Rancaekek, Kab. Bandung, Jabar, Selasa (14/8). Pemudik yang menuju Garut sebaiknya mewaspadai kemacetan di sepanjang Jalan Raya Rancaekek, yang diakibatkan pasar tumpah dan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Binamarga Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto mengatakan pihaknya bakal berkoordinasi dengan daerah guna mengatasi kemacetan pada musim mudik tahun ini. Arie menjelaskan salah satu cara yakni meminta setiap kepala daerah mengendalikan pasar-pasar tumpah.

"Nah yang akan saya lakukan, sowan ke bapak ibu Bupati, Gubernur untuk mengendalikan pasar tumpah," kata Arie saat dihubungi Republika.co.id, pada Ahad (28/5).

Ia menerangkan dalam waktu dekat, tim dari Kementerian PUPR, turun ke lapangan. "Minggu depan, saya bagi semua tim saya untuk sowan, bersama kepolisian, dan lain-lain," ujar Arie.

Ia mengatakan demi merealisikan target mengendalikan kemcetan, Kementerian PUPR berkoordinasi dengan semua stakeholder terkait. Antara lain pihak Kepolisian, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kesehatan, Pertamina.

Ia menjelaskan, perbaikan jalan bukan hanya untuk jalur di Pulau Jawa dan Sumatera tapi juga ke tempat-tempat wisata. Ia menegaskan pihaknya menjamin jangan sampai ada jalan berlubang.

"Termasuk di Bali, Lombok, jalur-jalur  wisata, saya minta dijaga semuanya, ga boleh ada lubang. Beda-beda polanya, kalau Jawa-Sumatera buat mudik, Bali-Lombok (NTB), NTT, buat wisata," kata Arie.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement