REPUBLIKA.CO.ID, MUSCAT -- Faktor psikologis konsumen di bulan puasa membuat pedagang kerap menaikkan harga bahan pangan dan makanan. Kondisi serupa ternyata tak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di negara seperti Oman.
Harga bahan pangan dan makanan di Oman meningkat setiap tahunnya di awal Ramadhan. Sayangnya konsumen merasa terpukul sebab pedagang pengecer menaikkan harga hingga 20 persen, lebih tinggi dibandingkan 5-10 persen pada tahun-tahun sebelumnya.
Sebagian besar pedagang tak mengindahkan peringatan pemerintah pekan lalu supaya tak menaikkan harga barang. Konsumen sekarang harus berpikir dua kali setiap membelanjakan uangnya di bulan suci.
"Pengecer serakah ini memanfaatkan bulan suci karena mereka tahu orang tak mungkin mengurangi belanja makanan mereka," kata seorang warga, Ali Al-Kaabi, dilansir dari The National, Senin (29/5).
Waralaba supermarket Al Manheel Oman sekarang menjual ikan sarden seharga 4,95 ryal atau Rp 17.600 per kilogram (kg), naik dari 4,1 ryal atau Rp 14.600 per kg sepekan lalu. Beras basmati India yang biasanya dijual 13.500 ryal atau Rp 48 ribu per kg kini menjadi 16.350 ryal atau Rp 58 ribu per kg.
Kenaikan harga ini sangat dirasakan masyarakat Oman, khususnya penduduk berpenghasilan rendah. Wais Al-Sinawi, seorang pria 27 tahun yang hanya mendapat upah 325 ryal atau Rp 1,15 juta per bulan menyayangkan kondisi tersebut.
"Kami masih berjuang dengan kehidupan sekarang dan kondisinya semakin buruk saat pedagang pengecer menaikkan harga makanan," katanya.