REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Markas Besar (Mabes) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menegaskan 11 warga negara Indonesia (WNI) tidak terlibat serangan kelompok Maute di Kota Marawi, Filipina. Sebelas WNI itu terjebak dalam kota tersebut.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan 11 WNI tersebut masuk dengan cara yang legal dan atas izin resmi. "Mereka izinnya berdakwah dan tidak masuk dalam kelompok yang sekarang sedang bertempur," kata dia di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (29/5).
Setyo menuturkan data Kementerian Luar Negeri menyebutkan 11 orang itu terdiri dari 10 anggota jamaah tabligh dan seorang WNI yang yang telah menikah dengan warga Filipina.
Saat ini, Setyo mengatakan, pemerintah sedang mengupayakan untuk mengevakuasi 11 WNI tersebut. Apalagi, situasi di Marawi sekarang ini sudah memungkinkan untuk mengevakuasi warga.
Selanjutnya, sesegera mungkin membawa semua WNI ke tanah air. "Sekarang sedang diupayakan supaya bisa segera dipulangkan ke Tanah Air," kata Setyo.
Kelompok teroris Maute yang terafiliasi dengan ISIS menyerang Kota Marawi pada Selasa (23/5). Hingga hari ini, pertempuran antara kelompok Maute dan aparat keamanan Filipina masih berlangsung.