Senin 29 May 2017 18:19 WIB

Ini Langkah BNPT dan Polri Antisipasi Masuknya Teroris dari Filipina

Rep: Mabruroh / Red: Nur Aini
 Tentara Filipina di Marawi, Mindanao. Tentara bertempur melawan kelompok ISIS Maute sejak pekan lalu.
Foto: Reuters/Romeo Ranoco
Tentara Filipina di Marawi, Mindanao. Tentara bertempur melawan kelompok ISIS Maute sejak pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irjen Arief Dharmawan mengatakan hingga saat ini masih memonitor situasi peperangan kelompok teroris Maute di Marawi. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk berjaga-jaga agar kelompok tersebut tidak merambat masuk ke Indonesia.

"Sampai saat ini pemerintah masih monitor perkembangan situasi di sana," ujar Arief melalui pesan singkat pada Republika.co.id di Jakarta, Senin (29/5).

Selian itu, kata dia, BNPT berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk memperkuat daerah-daerah perbatasan. Tujuannya agar tidak dimungkinkan bagi kelompok teroris tersebut dapat masuk ke Indonesia mengingat sebagian wilayah Indonesia berdekatan dengan Filipina.

"Memperkuat koordinasi intelijen, pengamanan pelabuhan dan daerah terbuka oleh satuan TNI dan Polri, dan kordinasi dengan Filipina," kata dia.

Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan aparat keamanan akan memperkuat pasukan di tiap-tiap perbatasan. Bahkan, kata dia, tidak menutup kemungkinan juga akan menambahkan personel jika memang dibutuhkan. "Pasti ya. Pemerintah sudah mengantisipasi baik ditingkat daerah maupun pusat. Ini memerlukan kepedulian kita semuanya agar jangan sampai ada yang masuk ke wilayah kita untuk melakukan aktivitas," kata Setyo di Mabes Porli

Apalagi, kata dia, bila mengingat jarak antara Marawi dengan kepulauan Indonesia paling utara hanya lima jam, misalnya pulau Miangas, Maroreh, dan Kepulauan paling luar lainnya.

"Miangas, Marore hanya lima jam dari Filipina Selatan. Saya kira rekan-rekan di perbatasan TNI/Polri, bahkan masyarakat di sana sudah ada kepedulian untuk mengantisipasi itu," kata Setyo.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement