Senin 29 May 2017 22:26 WIB

Harga Bawang Putih Capai Rp 60 Ribu di Palu

 Pedagang memilah bawang putih
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang memilah bawang putih

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah mencatat harga bawang putih di Kota Palu telah mencapai Rp 70 ribu per kilogram di tingkat pedagang. "Ada kenaikan Rp 10 ribu jika dibandingkan dengan harga pekan lalu," kata Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Marini, di Palu, Senin (29/5).

Selain bawang putih, bawang merah juga ikut mengalami kenaikan harga dibandingkan pekan lalu sebesar Rp 20 ribu per kilogram menjadi Rp 27.500 di pekan ini. Menurutnya, dalam setiap pekan, pihaknya selalu melakukan pemantauan komoditas strategis itu.

"Dari pemantauan yang dilakukan petugas di pasar tradisional provinsi yakni Pasar Masomba Palu, komoditas cabai rawit dan cabai keriting juga mengalami kenaikan harga dibandingkan pekan lalu," ujarnya pula.

Pekan lalu, harga cabai rawit berada pada kisaran Rp 35 ribu per kilogram, dan saat ini naik menjadi Rp 50 ribu per kilogram. Sedangkan cabai keriting pekan lalu berada pada kisaran harga Rp 18 ribu per kilogram, pada pekan ini naik menjadi Rp 20 ribu per kilogram. Di Kabupaten Parigi Moutong lonjakan harga bawang putih sudah mulai dirasakan masyarakat, dengan harga Rp 60 ribu per kilogram.

Salah seorang pedagang di Pasar Sentral Parigi (PSP) Ece (48) mengatakan harga bawang putih saat ini mencapai Rp60 ribu per kilogram, naik sejak awal bulan puasa. Padahal, kata dia lagi, harga bawang putih masih bertahan Rp50 ribu per kilogram sebelum bulan puasa.

Menurutnya, penyebab kenaikan harga bawang putih dikarenakan kurang pasokan kepada pedagang, sedangkan kebutuhan masyarakat terus meningkat selama bulan puasa ini. "Sangat sulit menemukan bawang putih sekarang, kalau pun ada, pasti jumlahnya sangat terbatas," katanya lagi.

Dia mengaku prihatin dengan kenaikan harga itu, karena sebagian besar konsumen merupakan masyarakat berpenghasilan rendah. "Sedangkan orang kaya mengeluh dengan kenaikan harga ini, apalagi orang susah. Ini membuat kita bingung sebagai pedagang," ujar Ece lagi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement