Selasa 30 May 2017 01:08 WIB

Cegah Pasar Tumpah, Patroli di Pasar Tradisional Ditingkatkan

Rep: Andrian Saputra/ Red: Hazliansyah
Pengemudi becak melintas di depan bangunan baru Pasar Klewer sisi barat di Solo, Jawa Tengah, Minggu (23/4).
Foto: Antara/R. Rekotomo
Pengemudi becak melintas di depan bangunan baru Pasar Klewer sisi barat di Solo, Jawa Tengah, Minggu (23/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Dinas Perdagangan Kota Solo meningkatkan patroli di sejumlah pasar tradisional. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya pasar tumpah hingga kebahu jalan.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Subagiyo mengungkapkan, aktifitas jual beli di pasar tradisional mengalami peningkatan setiap Ramadhan. Terlebih pedagang kuliner yang kerap berjualan hingga ke bahu jalan di setiap pasar jelang waktu berbuka puasa. Hal tersbut, kata dia, dapat berpotensi mengganggu ketertiban lalu lintas.

“Petugas lapangan yang patroli kita tingkatkan, jangan sampai banyak yang berjualan. Kita kembalikan pedagang ke dalam pasar,” tutur Subagiyo di Balai Kota Solo pada Senin (29/5) siang.

Patroli rutin akan ditingkatkan di 15 pasar tradisional seperti Pasar Jongke, Pasar Kadipolo, Pasar Kembang, Pasar Harjjadaksina dan Pasar Hede. Selain itu juga di pasar Nusukan, pasar Klewer, Pasar Joglo , Pasar Kleca, Pasar Legi dan Pasar Ayam Semanggi. Serta Pasar Gilingan, Pasar Sangkrah, Pasar Gading dan Pasar Rejosari.

Menurutnya, di pasar tersebut banyak ditemukan pedagang dadakan jelang berbuka puasa. Untuk mengantisipasi melubernya pedagang dan menjaga ketertiban lalu-lintas, pihaknya telah berkoordinasi dengan Satpol PP dan Dishub Kota Surakarta.

Selain menertibkan pedagang yang membludak, kata dia, pihaknya juga akan melakukan penertiban terhadap parkir liar di area pasar.

“Banyak penumpukan kendaraan di beberapa pasar, ini potensi parkir liar. Karena itu harus di awasi dan bila ditemukan harus segera ditindak lanjuti,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement