REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Militer Filipina, pada Selasa (30/5), menyerukan dan mendesak kelompok teroris Maute yang terafiliasi dengan ISIS menyerahkan diri. Setelah memasuki hari kedelapan pertempuran, militer Filipina mengklaim hampir merebut kembali kota Marawi yang sebelumnya dikuasai kelompok Maute.
"Kami meminta sisa teroris menyerah selagi ada kesempatan," ungkap juru bicara militer Filipina, Brigadir Jenderal Restituto Padilla.
Padilla mengatakan, militer Filipina telah menggempur basis-basis Maute di Marawi. Selain melalui jalur darat, serangan juga dilakukan melalui jalur udara dengan menggunakan roket yang ditembakkan dari helikopter.
Setelah serangan udara dilakukan, pasukan darat akan memberondong posisi pemberontak dengan tembakan otomatis. Satu per satu rumah juga akan digeledah guna memastikan tak ada anggota Maute yang bersembunyi.
Dengan kondisi demikian, Padilla menilai sebaiknya sisa anggota Maute yang masih selamat menyerahkan diri. "Sebab komandan kami telah menyatakan akhir pertempuran hampir tiba," ujarnya.
Sekitar 61 militan Maute telah tewas dalam pertempuran melawan militer Filipina dalam sepekan terakhir. Militer Filipina juga kehilangan 15 prajuritnya dalam pertempuran tersebut.
Kelompok Maute mulai menyerang pasukan keamanan Filipina setelah berupaya menangkap Isnilon Hapilon, seorang yang ditunjuk sebagai "emir" cabang Asia Tenggara oleh ISIS. Penangkapan Hapilon menyeret militer Filipina dalam pertempuran melawan Maute.
Baca: Militer Filipina Kembali Kuasai Sebagian Besar Wilayah Marawi