Selasa 30 May 2017 18:02 WIB

Pengunjung Masjid Istiqlal Diimbau Jaga Kebersihan

Rep: Fuji EP/ Red: Indira Rezkisari
Umat muslim melaksanakan sholat tarawih pertama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (26/5)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Umat muslim melaksanakan sholat tarawih pertama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (26/5)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengunjung Masjid Istiqlal diharapkan dapat menjaga kebersihan dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk beribadah di bulan suci Ramadhan. Sebab, menjaga kebersihan juga merupakan bagian dari ibadah.

Kepala Bagian Protokol Masjid Istiqlal, Abu Hurairah Abdul Salam mengatakan, umat Islam di Indonesia terkenal dengan ibadahnya. Tapi, sampai dimana pengaruh ibadah dalam kehidupan mereka sehari-hari masih perlu dipertanyakan.

"Yang saya maksud begini, di Istiqlal kelihatan ibadahnya, semakin banyak orang datang, tapi dalam hal perintah agama yang lain diabaikan, seperti masalah menjaga kebersihan," kata Abu kepada Republika.co.id, Selasa (30/5).

Ia menerangkan, selain masalah kebersihan, masalah penggunaan waktu juga diharapkan lebih baik lagi. Seharusnya datang ke Masjid Istiqlal mengisi waktu dengan membaca Alquran, tapi ada juga yang mengisi waktunya dengan tidur di masjid.

Kemudian, dikatakan dia, ada juga jamaah yang kehilangan barang di masjid. "Ini perlu ditanyakan bagaimana pengaruh ibadah dalam aplikasinya dalam kehidupan, kalau dari segi semangat beribadah memang luar biasa," ujarnya.

Ia juga menginformasikan, di luar bulan Ramadhan, Masjid Istiqlal tutup pukul 22.00 WIB dan dibuka kembali satu jam menjelang shalat Subuh. Di bulan Ramadhan Masjid Istiqlal buka 24 jam karena banyak masyarakat yang ingin memperbanyak ibadah di masjid saat bulan suci Ramadhan. "Setiap malam ada yang menginap di masjid," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement